FaktualNews.co

Cara Disdik Sumenep, Terapkan Pendidikan Berbasis Pesantren

Advertorial     Dibaca : 940 kali Penulis:
Cara Disdik Sumenep, Terapkan Pendidikan Berbasis Pesantren
FaktualNews.co/Supanjie/
Plt. Kepala Disdik Sumenep Muhammad Saidi..

SUMENEP, FaktualNews.co Sekolah Ramah Anak, Toleran dan Berkarakter (‘Lamak Teker’) merupakan konsep baru yang diterapkan Dinas Pendidikan Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk mengurangi tingginya kenakalan remaja.

Penerapan konsep pendidikan berbasis pesantren Dinas Pendidikan ujung timur pulau garam ini dengan cara memisah siswa dan siswi mulai tahun ajaran baru.

“Caranya dipisah, laki laki dan perempuan itu dipisah, per rombel (rombongan belajar). Jadi misalnya ada 10 kelas, kemudian dipisah, sesuai jumlah siswa dan jenis kelamin yang ada, setiap kelas kan 32. lebihnya bisa digabung, ini salah satu indikator penerapan sekolah berbasis pesantren,” terang Plt. Kepala Disdik Sumenep Muhammad Saidi, Senin (25/2/2019) ditemui di kantornya.

Tujuan diterapkannya konsep ala pesantren ini, lanjut Saidi, untuk membiasakan peserta didik memahami mana yang mahrom dan tidak mahrom. Sehingga harus dipraktikkan langsung dalam proses pembelajaran.

“Kita ingin membiasakan anak tahu, bahwa ini mahrom dan yg bukan, kan harus praktik kan, artinya kita praktikkan langsung, walaupun tidak memisahkan anak antar gender, tapi mencoba ini loh yang model pesantran seperti ini,” imbuhnya.

Pihaknya menegaskan, program pendidikan berbasis pesantren tersebut tidak akan menambah beban anggaran, karena tergantung ketersediaan unit ruangan di sekolah masing masing.

“Program ini tidak akan menambahan anggaran, karena ini tergantung pihak sekolah dan unit rungan kelas, kita memanfastkan yang ada dengan konsep berbeda, konsep pesantren,” kata dia.

Terkait efektivitas pembelajaran, diyakini Saidi akan menambah efektif proses pembelajaran. “Proses belajar akan bertambah efektif dengan diterapkan program ala pesantren ini, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” terangnya.

Bahkan tak hanya pemisahan antar siswa dan siswa, pihaknya juga akan menerapkan Bahasa Madura sebagai terobosan baru memelihara aset daerah.

“Setiap hari Selasa, kita juga akan terapkan penggunaan bahasa Madura, untuk memelihara kekayaan lokal, aset daerah, segala sesuatu itu harus di mulai dari dunia pendidikan, Dinas Pendidikan ini lah yang harus mengawal, untuk membiasakan penggunaan bahasa Madura yang baik dan benar, regulasinya kita memakai Perbup (Peraturan Bupati),” tukasnya. (*)

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin