FaktualNews.co

Dosen Unej: Debat Capres Belum Menjawab Program Kerja 5 Tahun ke Depan

Nasional     Dibaca : 900 kali Penulis:
Dosen Unej: Debat Capres Belum Menjawab Program Kerja 5 Tahun ke Depan
Ilustrasi Pilpres 2019.

JEMBER, FaktualNews.co – Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Jember (Unej), Hermanto Rohman, menilai pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, belum memberikan solusi dan gambaran program kerja Presiden terpilih 5 tahun ke depan.

“Dalam dua kali debat capres dan cawapres, masyarakat cenderung menilai, jawaban dalam debat tersebut hanya bersifat klarifikasi dan menggambarkan kinerja yang sudah dilakukan 5 tahun sebelumnya,” tegasnya, kepada FaktualNews.co, Senin (25/2/2019).

Menurut Hermanto, Jokowi sebagai incumben hanya cenderung menyampaikan keberhasilan selama kepemimpinannya, sementara untuk konsep ke depan jika kembali terpilih sebagai Presiden, belum tersampaikan ke masyarakat.

“Dalam konteks misalnya Sumber Daya Alam, detailnya belum tersampaikan. Sementara di sisi lain, Prabowo sebagai kompetitor malah (membahas) lebih banyak klarifikasi. Harusnya menyorot kelemahan (dari program lawan), dan menyampaikan strategi yang harus digambarkan (jika terpilih nantinya),” ucapnya.

Pria yang juga Dosen Ilmu Administrasi Negara itu, dari 2 kali debat tersebut, Prabowo hanya terkesan klarifikasi dengan terobosan, tetapi konsepnya juga belum terjawab. Sementara oleh Jokowi dijawab sebagai fakta keberhasilan.

“Jadi belum tampak bagaimana 5 tahun ke depan ini. Harusnya Prabowo memberikan opsi berbeda, kalau ada strategi lain. Bahkan persoalan krusial juga tidak terjawab di publik,” ungkapnya.

Seperti halnya membahas buruh migran, katanya, belum terjawab bagaimana melindungi tenaga kerja itu. “Padahal negara sebenarnya banyak kecolongan, pelanggaran HAM juga menjadi pertanyaan bagaimana konsep ke depannya? Mestinya ada akselerasi, kemudian konsep itu harus lebih diekspos,” ujar Hermanto.

Bahkan terkesan, kata Hermanto, dari dua kali debat tersebut, cenderung menguntungkan incumbent. “Karena Jokowi lebih banyak dalam dua kali debat mengeksplorasikan keberhasilannya. Mestinya Prabowo jangan larut hanya mengkritisi, tapi punya terobosan bagaimana ke depan,” katanya. Sehingga ada pembanding, dan menjadi informasi yang dapat diketahui baik oleh masyarakat luas.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul