FaktualNews.co

Pemkot Pasuruan, Sosialisasikan Peningkatan Kapasitas Politik Bagi Perempuan

Birokrasi     Dibaca : 1142 kali Penulis:
Pemkot Pasuruan, Sosialisasikan Peningkatan Kapasitas Politik Bagi Perempuan
FaktualNews.co/Aziz/
Wakil Walikota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo saat sambutan pada sosialisasi peningkatan kapasitas politik bagi perempuan, Selasa (26/2/2019) siang.

KOTA PASURUAN, FaktualNews.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan,  melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pasuruan, menggelar sosialisasi peningkatan kapasitas politik bagi perempuan di Valencia Bakery Cafe Resto, Kota Pasuruan, Selasa (26/2/2019).

Sosialisasi dibuka oleh Wakil Walikota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo dihadiri Sekretaris Daerah Kota Pasuruan, Asisten Administrasi Umum, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Pasuruan. Hadir narasumber dari kalangan akademisi yakni Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasuruan dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Pasuruan.

Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Kota Pasuruan Sudarto, mengatakan tujuan sosialisasi ini untuk meningkatkan pemahaman dan peranan perempuan dalam bidang politik dan pembangunan.

“Kegiatan sosialisasi diikuti oleh 75 peserta dari partai politik perempuan dan anggota organisasi perempuan,” paparnya disela acara.

Sementara itu, Wakil Walikota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo, mengatakan, kegiatan sosialisasi politik ini sangat penting dilaksanakan, karena sesuai Undang-Undang bidang politik disebutkan, secara tegas memberikan jaminan terhadap kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam Pemilu,” papar Teno, disela sosialisasi, Selasa (26/2/2019).

Namun, lanjut Teno, pada kenyataannya keterlibatan perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan dalam jabatan publik, baik Legilatif maupun Eksekutif yang relatif masih rendah di lembaga.

“Rendahnya perwakilan ini tidak semata-mata merugikan kelompok perempuan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan,” jelasnya.

Ditambahkannya, kepedulian perempuan terhadap isu-isu kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, anti kekerasan dan lingkungan tidak bisa berbuah menjadi kebijakan selama mereka tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan tersebut.”Sehingga dengan kegiatan sosialisasi ini paling tidak bisa jadi acuan,” pungkas Teno.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin