MOJOKERTO, FaktualNews.co – Mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal, dan mengaku dari pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan mengatakan, bahwa korban mendapat bonus pulsa sebesar Rp 500 ribu.
Itulah awal penipuan yang dialami, Suhartoyo warga Dusun Ngepung, Desa Berat Wetan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Tabungan sebesar Rp 65 juta miliknya ludes digasak penelepon misterius.
“Sebelumnya ada nomor tak dikenal menelepon katanya dapat bonus pulsa Rp 500 ribu. Suaranya laki-laki, ngakunya dari pihak bank BRI. Ia kemudian menanyakan soal pengiriman pulsa dikirim ke nomor saya atau ke nomor lain. Saya jawab ke nomor ini saja,” kata Suhartoyo, kepada media di Mojokerto, Senin (11/3/2019).
“Pas saat itu kondisi saya sedang sakit, jadi tidak ada rasa curiga sama sekali.”
Menurut Suhartoyo, dirinya sempat menanyakan kepada si penelpon apa ada biaya tambahan. “Dia jawab tidak ada, karena BRI tidak mau membebani rakyat,” ujarnya.
Selang beberapa menit setelah si penelpon misterius mengakhiri telponnya. Warga Mojokerto ini mendapat kiriman pulsa sebesar Rp 80 ribu, tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Lantas pria yang mengaku dari pihak BRI menghubungi korban lagi menanyakan perihal kiriman pulsa.
“Saya jawab sudah masuk tapi hanya Rp 80 ribu. Tapi penelpon itu langsung menutup percakapan,” jelas Suhartoyo. Karena tidak kunjung mendapat pulsa seperti yang dijanjikan sebesar Rp 500 ribu, ia pun merasa ada yang aneh.
Kemudian, Suhartoyo menanyakan perihal bonus pulsa ke Agen BRI Ngepung, Berat Wetan. Pihak Agen menjelaskan BRI tidak menginformasikan bonus melalui telpon atau sms. Kalau nasabah mendapat bonus pihak BRI langsung datang ke rumah nasabah.
Dijelaskan Suhartoyo, pihak agen BRI di Desanya merasa curiga jika ia menjadi korban penipuan. Lantas pihak Agen membantu Suhartoyo untuk mengecek saldonya. Suhartoyo pun terkejut mendapati saldonya tinggal Rp 2.071.187. Padahal sebelumnya saldo Suhartoyo sebesar Rp 67.071.187.
“Uang yang saya tabungkan beberapa hari lalu itu hasil menjual tiga ekor sapi saya. hasil dari penjualan itu yang saya tabung ke BRI,” ungkap korban penipuan di Mojokerto ini.
Pihak Agen menyarankan korban untuk mencetak rekening koran ke BRI Kantor Cabang Unit Majapahit, Kota Mojokerto pada Sabtu (19/1/2019). Dari rekening koran terbukti jika tabungan Suhartoyo terkuras Rp 65 juta.
Dari rekening koran itu diketahui ada penarikan sebanyak empat kali. Yang pertama penarikannya Rp 10 juta, yang ke dua penarikannya Rp 40 juta, yang ke tiga penarikannya Rp 10 juta, dan yang terkahir penarikannya Rp 5 juta.
Di dalam rekening koran juga diketahui ada dua nama di balik penarikan saldo tabungan. Nama itu yakni Yuli dan Nurfitria. Tak hanya itu, di depan bukti uraian transaksi tertera BRIVA (BRI Virtual Account) disambung dengan nomor kode. “Saya tidak mengenal nama yang melakukan penarikan itu, keluarga saya juga tidak ada yang namanya Yuli dan Nurfitria,” jelas Suhartoyo.
Ia menuturkan pihak Bank BRI tidak mengetahui kenapa saldo bisa langsung berkurang dengan cepat. Waktu telepon dirinya menuturkan tidak menyebutkan password kartu ATM. “Saya pun tak tahu password saya. Saya biasa mengambil uang secara manual lewat teller tidak di ATM,” ungkapnya.
Selanjutnya, pihak BRI kata Suhartoyo, akan mengusut kasus penipuan ini. Suhartoyo dijanjikan akan mendapat kabar dari pihak BRI Kantor Cabang Unit Majapahit mengenai kasus yang menimpanya dalam 20 hari ke depan.
Namun 20 hari beselang tak ada kabar dari pihak BRI. Pihak BRI mengatakan masih dalam proses. Hampir satu bulan ini tidak ada kabar lagi. “Saya sudah tiga kali ke sana menanyakan perkembangan masalah ini,” tegas Suhartoyo.
Ia pun bertanya ke pihak BRI apakah dirinya harus lapor polisi? Kata Suhartoyo pihak Bank BRI menjawab tidak perlu karena BRI mempunyai polisi. Polisi BRI masih memproses kasus ini.
Selain itu, untuk menyambung hidup dia juga terpaksa menjual 50 ekor ayamnya.
Suhartoyo hidup sebatang kara di rumah semi permanen. Istrinya Hayati beberapa tahun lalu meninggal dunia.
“Saya disarankan menarik saldo sisa Rp 2.071.187 oleh pihak Bank agar tak dikuras. Kini tak ada lagi saldo di ATM. Saya bergantung hidup ke saudara. Saya tak lagi bisa bekerja karena sakit tipes dan lambung. Hewan ternak saya juga sudah habis terjual,” tandasnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan dari Bank BRI setempat.