Legenda Asal Usul Komodo
FaktualNews.co – Di pulau Komodo Nusa Tenggara Timur ada juga manusia yang berprofesi sebagai nelayan tinggal di kampung bernama Kampung Komodo, berada di sebuah teluk di bagian timur.
Kampung Komodo punya dermaga sendiri, bukan dari Loh Liang. Penduduk lokal punya sebutan sendiri untuk Pulau Komodo, yakni Orah. Sedangkan komodo adalah nama hewan yang mendiami pulau tersebut. Dulu, penduduk tersebar di Pulau Komodo sampai pulau ini ditetapkan sebagai taman nasional pada 6 Maret 1980 dan masyarakat bersedia dipindahkan dari zona inti.
Jejaknya dapat dilihat di dermaga Loh Liang, masih berjajar rapi pohon kedondo yang dulu digunakan sebagai pagar atau batas tanah penduduk. Kulit pohon kedondo juga digunakan masyarakat sebagai obat luka.
Pohon gebang (Corypha utan) yang banyak tumbuh di Pulau Komodo, dulu adalah sumber makanan pokok masyarakat sebelum digantikan nasi. Gebang adalah keluarga palma yang tumbuh di dataran rendah. Penduduk Komodo mengambil isi pokok pohon gebang yang berusia 15 tahun untuk diolah menjadi tepung, seperti sagu, lalu dimasak seperti membuat papeda.
Namun penduduk Komodo bukanlah orang asli Pulau Komodo. Bahkan, menurut ranger Tasrif, orang asli Pulau Komodo sudah tak ada lagi. Sudah punah. Penduduk Pulau Komodo sekarang adalah campuran orang Bugis, Bima, dan Larantuka.
Tasrif, contohnya, yang berayah Bima dan beribu Larantuka. Ranger lain di Pulau Komodo, Kamal, berasal dari Larantuka.
Keberadaan orang asli Pulau Komodo tak dapat dilepaskan dari legenda Putri Naga yang diyakini masyarakat.
Kisahnya, Putri Naga menikah dengan pria bernama Majo. Dia melahirkan anak kembar, yaitu anak laki-laki bernama Si Gerong, dan seekor naga betina bernama Orah. Si Gerong dibesarkan di tengah-tengah masyarakat, sedangkan Orah dilepaskan di hutan. Keduanya tidak saling kenal.
Bertahun-tahun kemudian, Si Gerong yang sudah dewasa, memanah seekor rusa saat berburu di hutan. Namun sewaktu dia melangkah maju untuk mengambil buruannya, seekor kadal besar muncul dari semak-semak dan seketika mencaplok rusa tersebut.
Si Gerong berusaha mengambil, tapi sia-sia. Si kadal besar diam di sisi bangkai rusa, sambil menunjukkan gigi-giginya dia memperingatkan Si Gerong untuk pergi.
Si Gerong mengangkat tombak hendak membunuh kadal itu. Namun tiba-tiba muncul perempuan berwajah cantik, Putri Naga, yang segera memisahkan dua musuh tersebut.
Dia katakan pada Si Gerong, “Jangan bunuh hewan ini. Dia saudarimu, Orah. Saya melahirkan kalian bersamaan. Anggaplah dia sama denganmu karena kalian kembar.”
Sejak itu, penduduk memperlakukan komodo dengan baik. Hewan tersebut berkeliaran bebas di hutan, makan babi hutan, rusa, dan hewan lain. Komodo tua yang tak dapat lagi melawan, dimakan saudaranya, manusia.
Si Gerong adalah manusia asli terakhir Pulau Orah. Dia tak punya keturunan. Sepenuturan Tasrif, orang-orang zaman dulu yang sempat bertemu Si Gerong, mengatakan ciri-ciri si Gerong berkulit putih dan berdaun telinga lebar. “Penampilannya seperti orang Dayak,” katanya.