FaktualNews.co

JAD Kembali Sasar Jawa Timur Jadi Target Bom

Peristiwa     Dibaca : 1168 kali Penulis:
JAD Kembali Sasar Jawa Timur Jadi Target Bom
FaktualNews.co/Ilustrasi/
Polisi melakukan olah TKP di pintu masuk utama Polrestabes Surabaya

SURABAYA, FaktualNews.co – Densus 88 anti teror kembali menangkap salah satu anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) berinisial WP atau Sahid di Desa Bojong Malaka, Kecamatan Balendah, Kabupaten Bandung pada hari Kamis tanggal 8 Maret 2019 lalu.

Dari pemeriksaan terhadap WP, terungkap jika jaringan ini akan kembali menyerang beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Dari 11 tersangka yang sudah dilakukan upaya paksa dari penyidik dari Densus, indikasi-indikasi penyerangan atau fai dengan sasaran aparat kepolisian itu sudah sangat jelas,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri dikutip dari Detikcom.

“Kelompok mereka kurang lebih ada 6-8 orang. Ini masih dilakukan pengejaran oleh Densus 88. Kemudian rencana serangan juga adalah di beberapa wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur, khususnya di Jawa Timur mereka sudah mempersiapkan rencana-rencana tersebut,” imbuh Dedi.

Jawa Timur kembali menjadi target serangan teror oleh jaringan yang dipimpin Aman Abdurahman ini bukan hal yang baru. Sebab, pada pertengahan tahun lalu. Atau tepatnya tanggal 13 hingga 14 Mei 2018 telah terjadi peristiwa mengerikan, yakni kasus bom bunuh diri di Kota Surabaya.

Tiga gereja di Surabaya menjadi medan serangan bom para teroris, diantaranya Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat di Sawahan, Kota Surabaya.

Tak berhenti pada tempat ibadah, Markas Polrestabes Surabaya juga menjadi serangan keji pelaku. Disusul sebuah ledakan bom di sebuah rumah susun Desa Wonocolo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

Serentetan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu dua hati tersebut otomatis mengguncang bangsa Indonesia, khususnya kondisi Surabaya yang selama ini dikenal kondusif.

Kapolri Jendral (Pol) Tito Karnavian dalam kunjungan pasca ledakan bom menyebut, pelaku utama teror bom di tiga gereja Surabaya adalah jaringan JAD yang dipimpin Aman Abdurahman yang saat ini ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.

“Peledakan gereja di Surabaya diduga dipimpin Dita Supriyanto, Ketua JAD Surabaya, yang meledakkan bom di Gereja Pusat Pantekosta Surabaya di Jalan Arjuna,” kata Tito dalam kunjungannya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim usai peristiwa bom terjadi, Minggu (13/5/2018) sore.

Kata Tito, JAD adalah kelompok pendukung gerakan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Di peta negara luar, ISIS saat ini sedang terpojok, karena itu mereka mengintruksikan jaringannya untuk melakukan serangan,” ujarnya.

Sementara di Surabaya sendiri, JAD dipimpin oleh Dita Upriyanto yang meledakkan diri di GPPS Jemaat Sawahan, Kota Surabaya. Dita tak sendiri, ia turut melibatkan seluruh anggota keluarganya. Puji Kuswati, YF, FH, FS dan PR.

Jejak Dita, berusaha diikuti salah satu teman karibnya, Anton Febrianto. Namun ketika mempersiapkan aksi teror yang rencananya digelar esok hari menggunakan bom rakitan, lebih dulu meledak di sebuah rumah susun di Desa Wonocolo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Peristiwa itu turut menciderai anaknya yang beruntung selamat.

Keesokan hari atau tepatnya, hari Senin (14/5/2018) setelah peristiwa ledakan terjadi Tri Murtiono juga menjalankan aksi bom bunuh diri, Tri Murtiono menggunakan kendaraan roda dua bersama anggota keluarganya meledakkan diri didepan Markas Polrestabes Surabaya. Ia lantas ditemukan tewas bersama sang istri, Tri Ernawati dan kedua anaknya DAF, DAR. Sedang satu anaknya bernama Ais yang ikut menjalankan aksi akhirnya bisa diselamatkan.

Dari serangkaian bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, diketahui aksi tersebut dilancarkan oleh anggota JAD pimpinan Aman Abdurahman dengan melibatkan anggota keluarga para pelaku.

Polda Jatim Antisipasi Serangan Teroris

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan pihaknya telah memiliki beberapa antisipasi untuk menangkal serangan terorisme. “Kita siap untuk mengantisipasi serangan terorisme. Kalau memberantasnya kita sudah punya Detasemen Khusus 88 kan,” kata Barung, Selasa (2/4/2019).

Barung menambahkan, seluruh jajarannya juga memiliki kiat khusus untuk mengantisipasi aksi terorisme. Namun, Barung enggan merinci antisipasi apa saja yang dilakukan jajarannya.

“Setiap ancaman dan hambatan apalagi teror kita akan antisipasi karena itu sudah ada seluruh jajaran Polda Jatim,” imbuh Barung.

Selain itu, Barung mengatakan pihaknya juga bisa mendeteksi kehadiran dari jaringan terorisme ini. Dia menegaskan pihaknya telah menyiapkan berbagai antisipasi.

“Pokoknya mereka kan datang bagaikan angin yang bisa dideteksi. Tetapi kita harus siap,” tutupnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin