Opini

Hari Bumi: Selamatkan Bumi Kita dari Korporasi

Oleh: Rizki Irwansyah

PERDEBATAN antara ‘Kaum Bumi Bulat’ melawan ‘Kaum Bumi Datar’ tak ada habisnya, baik itu di ruang maya maupun di dunia nyata. Seperti yang diketahui, keduanya sama mempunyai kebenaran versinya masing-masing.

Runcingnya pertarungan teori antara Bumi Bulat vs Bumi Datar hampir-hampir menghilangkan “Bumi” itu sendiri. Perdebatan tersebut hanya melahirkan spekulatif yang gelap soal bentuk bumi.

Sementara, ditengah kerumunan perdebatan soal bentuk bumi, para elit korporasi terus melirik keuntungan apa yang bisa dikeruk dan dirampas dari kekayaan bumi ini.

Bumi sebagai sumber kehidupan makhluk hidup di dunia terus rusak oleh birahi para korporasi elit untuk meraup kekayaan dan kekuasaan sebanyak-banyaknya.

Berbicara mengenai perayaan Hari Bumi yang bertepatan pada tanggal 22 April kemarin. Di Indonesia baru-baru ini menjelang perayaan #Earthday, kita disuguhkan sebuah film dokumentar berjudul “Sexy Killers” sebuah magnum opus dari hasil karya jurnalis Indonesia yang terhimpun dalam rumah produksi film dokumentar WatchdoC.

Sexy Killers merupakan satu dari 12 film yang diambil dari perjalanan seorang jurnalis Indonesia yang akrab disapa Dandhy dan Suparta AZ ialah buah dari Ekspedisi Indonesia Biru, yang dilakukan sepanjang 2015. Jarak perjalanan yang ditempuhnya hampir 20 ribu kilometer dengan naik sepeda motor.

Film tersebut seperti yang dikatakan oleh Dandhy Dwi Laksono, “ialah kepentingan elit korporasi yang terstruktur dari hulu sampai hilir”.

Melalui film Sexy Killers kita mendapatkan gambaran secara visual bagaimana para korporasi mengeksploitasi bumi dengan mudahnya melalui relasi kekuasaan di pemerintahan.

Sexy Killer memberikan fakta rakusnya para korporasi yang berimbas kepada kerusakan dimuka bumi ini. Lain daripada itu, Sexy Killer menampilkan pada kita semua, bahwa para elit korporasi tersebut sama sekali tidak perduli atas apapun yang terjadi pada ekosistem di muka bumi ini.

Eksploitasi yang terjadi menimbulkan degradasi lingkungan yang serius. Para pemilik modal sebagai aktor tunggal dari kerusakan bumi ini. Mereka menempatkan alam sebagai objek eksploitasi hingga mengalami penurunan kualitas bahkan kerusakan.

Padahal seperti yang disebutkan di atas, bahwa makhluk hidup di dunia ini sangatlah bergantung pada kelestarian bumi, sehingga bumi ini patut kita dijaga dan dilestarikan.

Secara gamblang kita bisa membayangkan para elit korporasi mendapatkan kekayaan dari hasil eksplotasi bumi yang berkaitan dengan proyek batu bara. Di sisi lain kita melihat betapa menderitanya rakyat kecil yang termarjinalkan. Bahkan harus terusir dari tempat tinggalnya.

Selain daripada itu, kita juga dipertontonkan bagiamana sikap dan respon para elit tersebut dalam menangapi banyaknya korban meninggal karena masuk dalam bekas lubang tambang serta rusaknya alam sekitar.

Dan lihatlah, para elit dari korporasi itu dengan begitu santai menanggapi kematian dan bencana serta kerusakan lingkungan. Sikap dan respons yang sungguh ironis dan tak menunjukkan rasa empati serta tindakan nyata dalam mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Melalui Hari Bumi atau Earth Day yang bertepatan pada 22 April, dengan tujuan dan semangat yang sama untuk menyelamatkan bumi dari berbagai kerusakan lingkungan. Kita bersama-sama berharap kepada pemerintah khususnya Presiden terpilih untuk membatasi ruang gerak para korporasi yang hendak melakukan eksploitasi di bumi pertiwi dengan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap kelestarian alam.

Jangan sampai bumi Indonesia menjadi santapan empuk dari birahi para pemilik modal untuk mengeruk kekayaan yang terkandung di bumi pertiwi.

Dengan pertimbangan yang dibangun atas kepentingan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, serta demi menjaga kelestarian bumi pertiwi dari ancaman kerusakan lingkungan. Presiden terpilih harus sikap atas dampak dari nafsu birahi para pemilik modal.

Sebab bagaimanapun eksploitasi yang dilakukan oleh para korporasi telah merampas wilayah hidup masyarakat, menghapuskan mimpi dan cita-cita generasi masa depan, bahkan sampai merenggut jutaan nyawa manusia secara langsung maupun tak langsung.

Pada kesempatan ini, mari kita sama-sama jaga bumi pertiwi dari nafsu birahi para elit korporasi. Kita satukan kekuatan untuk menjaga kelestarian bumi pertiwi. Selamat Hari Bumi.

Penulis merupakan Sekertaris Umum Himpunan Mahasiswa Banten Jakarta

Rizki Irwansyah