Peristiwa

Mahasiswa Mojokerto Gelar Aksi Damai, Tolak People Power

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Puluhan mahasiswa cinta Indonesia yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Mojokerto menolak gerakan People Power di depan halaman Komisi Pemilihan Umum (KPU) di jalan raya Pahlawan, Kota Mojokerto, Jumat (10/5/2019).

Mereka melakukan longmarch dari depan Ruko Royal Mojokerto menuju Kantor KPU Kota Mojokerto. Sembari membentangkan bener bertuliskan “Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Mojokerto cinta Indonesia Tolak Gerakan People Power”.

Mereka secara bergiliran melakukan orasi dan menyanyikan lagu pergerakan sembari menyampaikan penolakan terhadap gerakan People Power yang dianggap sebagai gerakan makar dan juga mengacaukan NKRI.

Kordinator Aksi, Lodri Fatkhurrohman yang juga ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mojokerto mengatakan, dalam aksi ini puluhan mahasiswa yang terdiri dari PMII dan GMNI juga masyarakat secara tegas menolak adanya gerakan makar dari pihak pihak lain.

“Kita menilai seruan massa bukannya menyelesaikan masalah, tetapi justru memantik konflik sosial lebih besar. Terlebih pengerahan massa secara masif merupakan aksi makar yang jelas-jelas sudah di atur dalam undang-undang dan konstitusi,” katanya.

Maka dari itu, lanjut Lodri, elemen mahasiswa dan masyarakat mendukung KPU. Kata Lodri, proses pemilu sudah sesuai dengan aturan PKPU yang berlaku di Indonesia. Kendati ia tak menampik jika ada sejumlah kesalahan seperti situng atau kesalahan lain itu masih bersifat normal.

“Akan lebih baik bila semua pihak menunggu proses rekapitulasi KPU selesai dan kedua kubu menghormati hasil penghitungan KPU,” imbuhnya.

Menurutnya, solusinya adalah tetap menjalankan demokrasi dan pemilu jurdil sebagai demokrasi di Indonesia. Bukan sebagai pengerahan massa besar-besaran seperti yang terjadi di negara yang bergejolak saat ini. Seperti Suriah, Persia, Yaman, Sudan dan lainnya.

Sementara itu, Ketua KPU Kota Mojokerto Saiful Amin sempat menemui para mahasiswa yang menggelar aksi damai itu. Amin mengucapkan terima kasih atas dukungan para mahasiswa kepada KPU di tengah kondisi politik yang masih hangat pasca pemilu.

“Beberapa waktu yang lalu telah dilakukan rekapitulasi di tingkat KPU Kota/Kabupaten dan seluruh jajaran sudah bekerja dengan maksimal serta sesuai dengan aturan. Di Kota Mojokerto dalam proses pemilu terdapat 2 petugas yang meninggal yaitu linmas di Surodinawan dan petugas KPPS Balongsari,” ujarnya.

Hal tersebut, tegas Amin, menjadi bukti bahwa aparat dan masyarakat siap untuk berkorban demi bangsa dan negara. Amin mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang sudah mendukung KPU dan menolak adanya segala bentuk upaya untuk menggagalkan proses pemilu 2019.

Dalam aksi tersebut, mahasiswa melakukan penandatangan petisi dukungan kepada penyelenggara pemilu yang ditandatangani oleh massa aksi dan Komisioner KPU Kota Mojokerto. Di akhir aksi, banner, spanduk dan petisi dukungan di pagar kantor KPU Kota Mojokerto.