FaktualNews.co

Melihat Budha Tidur Trowulan Mojokerto, Saat Dimandikan

Nasional     Dibaca : 3850 kali Penulis:
Melihat Budha Tidur Trowulan Mojokerto, Saat Dimandikan
FaktualNews.co/Amanu/
Patung Budha Tidur saat dimandikan.

MOJOKERTO.FaktualNes.co Hari Raya Waisak 2019 yang akan jatuh pada Minggu (19/05/2019) tepat pukul 04.11 WIB. Sejumlah persiapan dan pembersihan patung Budha Tidur di Maha Vihara Majapahit Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, sudah  dilakukan.

Ritual mencuci patung Budha tidur atau (Sleeping Budhist) Selain agar tampilan patung Budha terbesar se Indonesia ini terlihat bersih, ritual ini juga menjadi simbol membersihkan pikiran dan hati dari hal-hal negatif.

Upasaka Pandita (UP) Dhammapalo Maha Vihara Mojopahit Saryono mengatakan, pembersihan patung Budha Tidur yang memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter kali ini masih sama seperti pada tahun tahun sebelumnya.

Hal ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Waisak yang akan jatuh pada 19 Mei 2019 tepatnya pada pukul 04.11 WIB.

“Filosofi pembersihan patung Budha Tidur ialah sama seperti pribadi manusia. Sebelum akan melakukan kegiatan ritual pembersihan dilakukan secara lahir dan batin. “ungkapanya Jum’at (1/5/2019).

Menurutnya, pada hari raya Waisak tahun 2019 akan ada upacara Perabuhan patung Budha Tidur yang pada tahun sebelumnya tidak diadakan. ” Rupang yang dibuat dari kardus nanti akan dibakar saat akhir pemujaan.”tegasnya.

Pada tahun ini, detik detik Waisak jatuh pada pukul 04.11 WIB, Namun upacara akan sudah dilakukan sejak pukul 02.30 WIB.

Suryono menjelaskan jika sosok Budha Mahaparini Bana atau kerap di sebut Budha Tidur meruapakan sosok laki laki dan posisi Sang Budha bukanlah tidur, melainkan posisi saat Sidharta wafat memeng posisi tertidur dengan mering ke kanan. ” Beliau meninggal karena kondisi tubuh miring ke kanan. ” jelasnya.

Ia juga menyebutkan, patung Budha tidur di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto tersebut, dibangun pada tahun 1993 oleh seniman asal Solo, Jawa Tengah dan dibantu oleh seniman lokal asal Kecamatan Trowulan.

Sedangkan pengecatan dilakukan pada tahun 1999 dengan warna keemasan. Meski berwarna emas, patung ini terbuat dari cor beton. ” Warna itu dianggap sebagai warna dari segalanya.” tegasnya.

Sedangkandi bagian bawah patung terdapat relief-relief yang menggambarkan kehidupan Buddha Gautama. Yakni hukum karmaphala dan hukum tumimbal lahir.

Ia menambahkan sedangkan peringatan Waisak sendiri dilakukan untuk memperingati tiga peristiwa. Yakni peristiwa kelahiran, pencerahan, dan wafatnya pada purnama sidi di bulan Waisak

Lebih lanjut Sariyono menjelaskan, patung Budha Tidur atau sleeping Budhist ini adalah sosok Siddharta Gautama atau Budha Gautama. yang lahir dengan nama Siddharta Gautama di Taman Lumbini, India sekitar tahun 623 sebelum masehi (SM). Dia merupakan putra mahkota dari Kerajaan Kosala, yaitu kerajaan kuno di India.

Siddharta lantas mendapatkan pencerahan di hutan gaya saat bertapa di bawah pohon bodhi tahun 588 SM. Sang Budha wafat pada usia 80 tahun di Kusinara, India.

Peristiwa kelahiran, mendapatkan pencerahan dan wafatnya Sang Budha rutin diperingati sebagai Hari Raya Waisak.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin