Jelang Lebaran, Produsen Jilbab di Mojokerto Kebanjiran Order
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menjelang lebaran, produsen jilbab di Mojokerto, Jawa Timur, kebanjiran omzet hingga dua kali lipat.
Seperti Resisti Ningrum (31), salah seorang produsen jilbab asal Kedungpring Gang Baru, Desa Jampirogo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Ia mengaku, meningkatnya pesanan kerudung terbilang sejak sebulan sebelum puasa Ramadhan. Para pemesanan sendiri rata rata datang dari Surabaya, Sidoarjo, Lumajang, Banyuwangi, Malang dan Nganjuk. Bahkan, jilbab hasil dari produksinya sudah tembus ke luar jawa, Seperti Balikpapan dan Jambi.
“Melalui media sosial, Alhamdulillah saat ini produksi jilbab saya sudah sampai ke luar Jawa,” kata Resisti, Kamis (23/5/2019).
Menurutnya, produksi jilbab yang sudah berjalan lima tahun. Kini sudah memiliki empat karyawan. Di bulan Ramadhan ini, dirinya harus bekerja keras untuk memenuhi pesanan. Karena dalam sehari, rata-rata dia harus mengirim 100 potong jilbab ke para pemesan. Agar pesanan tepat waktu, dia menarget setiap karyawan untuk menuntaskan 20 potong jilbang per hari.
“Alhamdulillah omzet saya juga meningkat dari Rp 500-1 juta per hari, menjadi Rp 1-2 juta per hari,” tuturnya, Kamis (23/5/2019).
Omzet penjualan jilbab yang melonjak, otomatis mendongkrak laba yang diperoleh Resisti. Rata-rata sehari dia mendapatkan keuntungan 25% dari omzetnya, atau Rp 250-500 ribu.
Resisti juga mengaku, sampai saat ini, dirinya telah menciptakan ratusan model jilbab dengan berbagai jenis kain. “Contoh seperti saat ini, pada momen lebaran Idul Fitri, saya hanya membuat 6 model yang paling dinimati para pemesan. Yaitu Khimar Qiara, Willoona Couple mom and kids, Instan Priti, Khimar Salwa, Instan Tiara, Instan Khanza,” tandasnya.
“Harga jilbab kami antara Rp 70 ribu sampai Rp 125 ribu, tergantung jenis bahan dan modelnya,” pungkas Resisti.