Advertorial

Tandai Musim Tanam Tembakau, Bupati dan Wabup Jombang Turun ke Sawah

JOMBANG, FaktualNews.co – Menandai musim tanam tembakau tahun ini, Pemkab Jombang melalui Dinas Pertanian menggelar turun tanam tembakau yang dipusatkan di lahan pertanian tembakau Dusun Mabul Desa Sidokaton Kecamatan Kudu, Selasa (25/6/2019).

Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab didampingi Wakil Bupati Sumrambah, Kepala Dinas Pertanian Hadi Purwantoro, Camat Kudu, Kepala Desa Sidokaton serta Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Jombang bersama sama turun ke lahan untuk menancapkan bibit tembakau. Sedangkan jenis tembakau yang ditanam adalah varietas tembakau Jombang Jinten Pak Pie dan varietas Manilo yang telah lolos uji Kementrian Pertanian.

Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab menyambut baik adanya kegiatan turun tanam ini. Menurutnya dengan adanya turun tanam tembakau ini maka Pemkab Jombang menjadi tahu kondisi petani yang sebenarnya.

“Misalnya tadi kita menjadi tahu bahwa petani tembakau membutuhkan air, dengan demikian perlu dukungan untuk masalah pengairan dan harus ada bantuan berupa sumur untuk pengairan,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, Bupati Jombang juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada para gapoktan berupa alat Cultivator, pompa air, handprayer serta pupuk. “Semoga ini dapat mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas tembakau, sehingga pendapatan petani tembakau pun meningkat,“ harap bupati.

Kepala Dinas Pertanian Hadi Purwanto mengatakan tahun 2018 Kabupaten Jombang mampu memproduksi tembakau basah mencapai 59.090 ton. “Sedangkan rencana tanam pada tahun ini diperkirakan sama dengan tahun 2018 yaitu 5.292 hektar. Untuk menjaga harga dipasaran tidak perlu menambah luas tanam namun yang perlu ditingkatkan adalah produksi dan produktivitasnya,“ terangnya.

Sedangkan terkait harga tembakau, Hadi mengatakan tahun 2018, petani cenderung menjual tembakau daun basah yang harganya antara Rp2.500 hingga Rp3.000 perKg. “Namun hingga saat ini dengan adanya penambahan kegiatan sosialisasi, pembinaan serta bantuan alat pasca panen, maka petani dapat mengelola hasil panen secara mandiri baik olah janturan maupun rajangan yang dapat meningkatkan pendapatan karena harga cenderung lebih tinggi berkisar Rp35.000 sampai Rp40.000 perKg.

Selain itu, lanjut Hadi ini yang mempengaruhi mutu dan kualitas panen petani tembakau di Kabupaten Jombang adalah adanya peningkatan kualitas bahan baku tembakau.

“Saat ini mutu serta kualitas tembakau Jombang semakin baik. Ini karena adanya program peningkatan kualitas bahan baku yang didalamnya memfasilitasi bantuan pupuk khusus tembakau dan alat pengolahan yang tepat,” tutup hadi.