Paris Dilanda Cuaca Panas Ekstrem, Puluhan Sekolah Ditutup
FaktualNews.co – Cuaca ekstrem menerjang ibu kota Perancis, Paris. Akibatnya pihak berwenang di Prancis mulai menutup puluhan sekolah karena gelombang panas yang mulai melanda negara itu.
Suhu udara di Prancis diperkirakan akan naik hingga mencapai 40 derajat Celcius di beberapa daerah. Dilansir dari BBC, Rabu (26/6/2019), sekira 50 sekolah di wilayah Essonne, tepat di selatan Paris, ditutup.
Alasannya mereka kekurangan pendingin udara. BMTV Prancis melaporkan bahwa pada Kamis sekolah-sekolah di daerah Val-de-Marne dan Seine-et-Marne dekat Paris juga akan ditutup.
Di beberapa bagian di timur laut Spanyol suhu diperkirakan akan mencapai 45 derajat Celcius pada Jumat. Sementara di Jerman dan Italia suhu diperkirakan masih di bawah 40 derajat Celcius. Udara yang sangat panas itu bertiup dari Sahara.
Suhu di Swiss juga memanas, tetapi di sana pihak berwenang bersikeras bahwa sekolah akan tetap buka, karena orang tua yang bekerja tidak dapat diharapkan untuk menjaga anak-anak mereka di siang hari.
Pejabat Prancis memutuskan bahwa di Paris dan Lyon hanya kendaraan yang paling tidak berpolusi yang diizinkan digunakan di jalan mulai Rabu. Paris sangat rentan terhadap kabut asap dalam cuaca panas.
Pengemudi Paris juga ditawari tempat parkir gratis untuk mendorong mereka menggunakan transportasi umum. Hampir seluruh wilayah Prancis sekarang dalam kondisi siaga oranye – tingkat peringatan tertinggi kedua setelah merah – dengan otoritas lokal mengeluarkan saran tentang cara tetap merasa sejuk.
Prancis trauma oleh gelombang panas pada 2003 yang diklaim bertanggungjawab atas 15.000 kematian. Para ahli menghubungkan gelombang panas dengan perubahan iklim, karena suhu global telah meningkat 1 derajat Celcius sejak industrialisasi.
Sebuah lembaga klimatologi di Potsdam, Jerman, mengatakan lima musim panas terpanas di Eropa sejak 1500 semuanya terjadi di abad ke-21.