Peristiwa

Kritik Kinerja Bupati, 6 Aktivis PMII Sidoarjo Luka Dipukul Satpol PP

SIDOARJO, FaktualNews.co – Aksi demo aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Sidoarjo dalam menyoroti kinerja Bupati Saiful Ilah di depan Kantor Pemkab setempat, berakhir ricuh, Kamis (4/7/2019).

Pemicu kericuhan itu berawal saat puluhan masa membakar keranda mayat di depan pagar Pemkab Sidoarjo dengan pengamanan Satpol PP.

Saat keranda terbakar itulah pihak Satpol PP berusaha memadamkan api dari dalam pagar. Namun disisi lain, masa tetap bertahan karena tak kunjung ditemui Bupati sambil melantunkan sholawat nariyah.

Upaya itu ternyata memicu Satpol PP bertindak hingga akhirnya beberapa mahasiswa berusaha memanjat pagar dan saling dorong hingga pagar roboh menjulang keluar.

Usai roboh, pihak Satpol PP berusaha membubarkan mahasiswa namun ditolak hingga bertindak anarkis yang mengakibatkan 6 mahasiswa mengalami luka.

Bukan hanya itu, Satpol PP juga sempat mengamankan empat mahasiswa karena dianggap telah bertindak anarki dengan merobohkan pintu pagar Pemkab Sidoarjo, meskipun empat mahasiswa kini sudah dilepaskan.

Meski begitu, aksi itu akhirnya reda setelah Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifudin menemui pendemo dan mengajak dialog. Kendati demikian, Ketua Umum PMII Sidoarjo M. Burhanul Mukhlasoni mengecam tindakan anarkis Satpol PP kepada mahasiswa hingga mengalami luka. Padahal, lanjut dia, pihaknya ingin menyuarakan sejumlah persoalan program Bupati Sidoarjo yang belum terealisasi.

“Karena kami menilai kinerjanya tidak maksimal, padahal sudah berjalan empat tahun dan mendekati masa akhir jabatannya,” ucap pria yang akrab disapa Sony itu.

Pihaknya pun menyoroti dari misi dan visinya yang digadang-gadang akan menjadikan Sidoarjo lebih baik dan membuat Sidoarjo menjadi bersinar, namun kenyataannya Sidoarjo tidak bersinar.

“Contohnya, pembangunan infrastruktur jalan frontage road Sidoarjo yang selama ini masih belum tuntas dan belum dirasakan masyarakat Sidoarjo,” sebutnya. Ia pun berharap, agar Bupati serius menata Sidoarjo lebih baik, bahkan menyaingi Kota Surabaya menjelang akhir jabatannya.