Bersaing dengan Tempat Wisata Populer, Museum Trinil Tetap Menarik Perhatian Pengunjung
NGAWI, FaktualNews.co – Museum Trinil sebagai wahana ilmu pengetahuan sekaligus destinasi wisata pendidikan masih menarik perhatian pengunjung. Meskipun harus bersaing dengan tempat-tempat wisata populer, nyatanya pengunjung Museum Trinil tetap bertahan, bahkan terus meningkat.
Dilansir Antara News, jumlah pengunjung yang datang ke museum yang berlokasi di Dusun Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu, tercatat meningkat selama dua bulan terakhir yang bersamaan dengan liburan sekolah, yakni mencapai 6.290 orang.
“Kebanyakan yang datang adalah rombongan anak-anak dan pelajar, baik dari dalam maupun luar Kabupaten Ngawi,” ujar Kepala UPT Museum Trinil Hermanto Alfin Cahyono kepada wartawan, Rabu (17/7/2019).
Menurut dia, jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan momentum yang sama di tahun 2018 yang mencapai 5.120 orang.
“Angka itu meningkat lagi dibandingkan tahun sebelumnya yakni 2017 yang hanya mencapai 1.170 pengunjung,” kata dia.
Sedangkan sepanjang tahun 2019 sejak Januari hingga bulan Juni kemarin, total pengunjung atau wisatawan yang datang ke Museum Trinil mencapai 13.936 orang.
Ia menjelaskan, peningkatan jumlah kunjungan tersebut dipicu oleh keberadaan Museum Trinil sediri sebagai tempat yang memiliki banyak ilmu tentang kepurbakalaan makhluk hidup. Bahkan Museum Trinil cukup dikenal di luar negeri.
“Museum ini menyimpan banyak ilmu pengetahuan tentang sejarah purbakala. Makanya, dikenal hingga berbagai daerah, bahkan sampai luar negeri,” terangnya.
Meski jumlah pengunjungnya meningkat, namun pihaknya mengakui bahwa museum yang berdiri di lahan seluas 4,2 hektare tersebut masih minim wahana tambahan.
Pihaknya menilai jika di museum terdapat wahana tambahan yang menarik, maka dapat dipastikan jumlah pengujung akan semakin ramai.
“Sekarang kan banyak bermunculan lokasi wisata baru yang memiliki spot foto menarik. Jadi kalau museum tidak kreatif dan menarik, tidak akan dilirik wisatawan untuk dikunjungi,” katanya.
Tidak hanya itu, masih banyak koleksi benda purbakala di Museum Trinil yang belum teridentifikasi. Sehingga proses edukasi tidak tersalurkan maksimal. Benda purbakala tersebut di antaranya fosil baru yang masih sering ditemukan warga di tepian Sungai Bengawan Solo dan lainnya.
“Karena belum teridentifikasi, maka penjelasan tentang jenis fosil dan gambaran semasa hidupnya belum ada. Rencana untuk menambah itu sudah ada, tapi belum bisa dilakukan,” tambahnya.
Ke depan pihaknya akan menambah fasilitas penunjang seperti taman dan tempat bermain agar jumlah pengunjung di Museum Trinil terus meningkat.