Pendidikan

Gaya Hidup Modern ini Ternyata Merusak Lingkungan

SURABAYA, FaktualNews.co – Sering kali kita tidak sadar bahwa banyak dari aktivitas harian kita yang sangat bisa merusak lingkungan. Kita juga sering kali kita menyalahkan orang lain atas ketidaknyamanan hidup yang kita dapatkan, terutama ketika berefek pada lingkungan.

Jangan salah, lingkungan yang kita tinggali, semua kerusakannya yang terjadi sangat besar dipengaruhi oleh kita sendiri. Kerusakan lingukungan disadari atau tidak, telah, dan akan terus dilakukan oleh kita baik oleh individu maupun kelompok.

Sebelum menyalahkan orang lain atas dampak dari kerusakan lingkungan yang memperburuk kualitas generasi yang akan datang. Lebih baik kita merefleksikan diri dulu, jangan-jangan banyak dari gaya hidup kita yang telah banyak merusak lingkungan.

 

Bisa jadi kita tidak menyangka telah melakukan hal-hal tersebut. Simak ulasan yang dilansir National Geographic berikut:

Penggunaan Kendaraan Pribadi

Ketika menginjak usia dewasa, mobilitas hidup kita akan lebih meningkat. Oleh karenanya kita membutuhkan kendaraan. Tentu semua orang ingin nyaman dan cepat sampai di tujuan, maka terpilihlah kendaraan pribadi sebagai solusinya.

Tapi ternyata, kendaraan menghasilkan gas buangan yang mengandung karbon monooksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur (SOx), senyawa nitrogen oksida (NOx), senyawa hidro carbon (HC), dan pembakaran serta partikel lepas.

Senyawa ini bisa mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satunya adalah menipisnya lapisan ozon yang dapat meningkatkan suhu bumi.

Maka, cobalah dari sekarang gunakan transportasi umum sebagai kendaraan pilihan kita.

Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Bisa dipastikan hidup kita selalu bergantung kepada plastik. Mulai dari membeli sarapan, belanja bahan pangan ke pasar, kemudian haus dan membeli es teh, ingin nyemil dan membeli gorengan, dan tentu masih banyak lagi aktivitas kita yang menggunakan plastik.

Saking bergantungnya kita pada plastik, sampai-sampai kita tidak menyadari penggunaan plastik yang berlebih telah berhasil merusak lingkungan.

Nationalgeographic.co.id pernah menulis tentang kematian seekor paus sperma muda di Pantai Italia karena terlalu banyak menelan sampah plastik. Bila telah terjadi kasus seperti ini siapa yang harus disalahkan? Tentu saja kita semua salah.

Sadari sejak sekarang dan terapkan hidup minim plastik. Seperti gunakan tas kain untuk belanja, sudahi penggunaan sedotan plastik, dan gunakan botol minum reusable. 

Tidak Menghabiskan Makanan

Cukup menyedihkan ketika ternyata Indonesia masuk dalam daftar negara penyumbang limbah makanan sisa terbesar.

Mitos yang diajarkan orang tua kita tentang makanan yang tidak habis akan menangis bisa jadi sebagai pencegahan agar kita tidak menghambur-hamburkan makanan. Karena sangat dimungkinkan banyak orang lain di tempat yang berbeda sedang kesusahan mencari makan.

Selain mubazir, limbah makanan sisa juga dianggap telah menyia-nyiakan tanah, air, energi, tenaga kerja, dan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksi makanan.

Pembuangan Limbah Baterai dan Sampah Elektronik

Ternyata limbah baterai mengandung merkuri, timbal, dan bahan kimia berbahaya lainya yang berbahaya bagi makhluk hidup, terlebih bagi satwa liar maupun biota laut.

Di Indonesia pengolahan limbah elektronik belum begitu diprioritaskan. Sehingga sampah elektronik seperti kabel, gawai, televisi dan lain sebagainya hanya berakhir menjadi limbah tanpa daur ulang.

Penggunaan Pendingin Ruangan (AC)

Perlu kamu ketahui pendingin ruangan menghasilkan senyawa hydroflourocarbons (HFC) yang turut mendukung pemanasan global. AC juga membutuhkan daya listrik yang besar.

Maka alangkah baiknya menggunakan AC seperlunya adalah solusi kecil untuk peduli pada bumi.