Tradisi Tiban di Blitar, Duel Cambuk Rotan Warisan Leluhur
BLITAR, FaktualNews. co-Sudah ber tradisi setiap tahun, warga Dusun Banyuurip, Desa Sumberingin, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, mengelar tradisi tiban.
Tiban merupakan budaya yang sudah dianggap warga sebagai tradisi dari nenek moyang dan sulit dihilangkan, bahkan bagi mereka harus dipertahankan.
Tiban merupakan, seni budaya yang melibatkan dua orang dewasa dan diadu layaknya petinju di atas ring.
Namun jika tinju bertarung mengunakan kedua tangan dan saling memukul. Tiban yang sama-sama memakai ring, namun cara bertarungnya mengunakan cambuk yang terbiat dari rotan. Cara mencambuknya bergantian, masing-masing petarung mendapatkan giliran tiga kali.
Mustofa, peserta tiban mengaku, dirinya memang setiap tahun mengikuti tradisi tiban ini. Karena bukan hanya di Blitar melainkan, di Tulungagung, Kediri. Dan Nganjuk itupun juga menggelar secara bergantian setiap tahunnya.
“Jadi kalau saya ya sudah biasa mas. Saya kalau ikut tiban mesti pakek helm. Supaya aman kepala saya. Kalau badan biasanya merasakan sakit sebentar saja, besoknya sudah sembuh, ” ungkap Mustofa Minggu 28/7/2019.
Petarung tiban lainnya, Imron mengatakan hal serupa. Imron mengaku, untuk menjaga kebugaran jika sewaktu-waktu naik panggung, dia selalu melatih tubuhnya. Caranya dengan berolah raga. Seringnya lari lari di siang hari tanpa mengunakan baju.
“Saya cuma hobi ikut tiban. Saya sudah tiga lali ikut Tiban di Blitar. Sekalian uji tubuh saya,” ujar Imron, asal Kabupaten Tulungagung.
Dalam pagelaran budaya tiban ini, setelah dua peserta bertanding, tidak boleh ada rasa dendam. Semua itu dilaksanakan, untuk melestarikan kesenian daerah yang mulai ditinggalkan.
Memang saat ini tradisi budaya tiban sudah agak berkurang. Karena jarang mendapatkan izin dari aparat keamanan.