FaktualNews.co

Berawal Hobi Ternak Kambing, Warga Mojokerto Ini Kembangkan Kambing Boer Afrika, Untung Menggiurkan

Ekonomi     Dibaca : 6847 kali Penulis:
Berawal Hobi Ternak Kambing, Warga Mojokerto Ini Kembangkan Kambing Boer Afrika, Untung Menggiurkan
FaktualNews.co/Amanu/
Galih Boga Dinata (29) di tempat peternakannya di  Desa Jerukseger, Kecamatan Gedeg, Mojokerto saat memberikan makan kambing ternaknya.

MOJOKERTO, FaktualNews.co-Siapa sangka, berawal dari hobi merawat kambing, seorang pria, Galih Boga Dinata (29), asal Desa Jerukseger, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto kini sukses membudidayakan ratusan kambing dengan omset menggiurkan.

Bukan kambing biasa, seperti etawa atau peranakan etawa (PE) melainkan kambing Boer. Kambing jenis ini disebut-sebut memiliki kualitas daging sangat baik ini.

Kambing Boer merupakan hasil dari persilangan antara kambing Afrika dan Jawa. Itu yang kini sedang dikembangkan olehnya.

“Sejak 2008 saya sudah menggeluti usaha kambing Boer sampai saat ini,” ucap Galih Boga Dinata ditemui di peternakannya, Desa Jerukseger, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Rabu (07/08/2019).

Pria yang kini sudah memiliki empat karyawan bertugas sebagai pengiling makanan dan pemberi makanan kambing, tengah fokus pada perbaikan kualitas daging kambing yang diternaknya.

Galih mengatakan, usaha bambing Boer cukjup menjanjikan. Dalam waktu satu bulan dirinya bisa meraup keuntungan sedikitnya Rp 6 juta.

“Satu kambing Boer dengan usia tiga bulan harganya Rp 1,3 juta, dalam waktu satu bulan saya mempu mengirim permintaan konsumen sebanyak lima sampai 7 ekor,” ungkapnya.

Harga tersebut, lanjut Galih, bila dibandingkan dengan harga kambing Jawa, selisih lumayan banyak. “Kambing Jawa usia yang sama biasanya hanya dihargai Rp 800 ribu,” jelasnya.

Selin itu, keunggulan kambing Boer dengan kambing pada umumnya, misalnya kambing Jawa, ialah kualitas daging. Meski kambing Boer tak memiliki perawakan besar seperti kambing Jawa, kualitas dagingnya mampu bersaing.

“Kambing Jawa berumur satu tahun biasanya memiliki berat 30 kilogram. Kalau kambing Boer bisa 50 kilpogram, pertumbuhan kualitas daging lebih cepat,” tambahnya.

Meski demikian, percepatan kualitas daging pada kambing Boer tak lepas dari perawatan yang dilakukan oleh setiap pemilik. Mulai kebersihan, terlebih pada asupan makanan sehari hari.

“Sehari biasanya diberi makan dua kali, pagi rumput, sore diberikan makan jagung kopra hingga konsentrad khusus untuk kambing,” ujarnya

Selain pada kualitas daging, keunggulan kambing Boer adalah fisiknya lebih memiliki daya tahan terhadap serangan penyakit dan tak kenal musim.

“Meski dirawat di suhu panas ataupun dingin kambing Boer tetap bisa bertahan. Kalau penyakit, itu sudah pasti bisa menjangkit terhadap siapapun, termasuk hewan. Tapi kambing Boer memiliki daya tahan tubuh yang lebih bagus,” imbuhnya.

Perbedaan lain Kambing Boer dengan kambing Jawa, lanjut Galih pada fisik.

“Kambing Boer memliki tubuh yang tidak begitu besar, namun memiliki kualitas daging maksimal, ditambah warna kulit dan tanduk kambing Boer sendiri, cenderung lancip menjulang kebelakang,” ujarnya.

Dia mengaku menjalankankan usaha ternak kambing boer pada 2007 lalu. Berawal dari hobi memelihara kambing berbagai jenis.

“Pada tahun itu, pemerintah secara besar-besaran mendatangkan kambing Boer, tujuannya memperbaiki kualitas daging kambing lokal,” imbuhnya.

Berawal dari situ, dirinya lantas berusaha mengembangkan usaha tersebut.

“Awalnya saya hanya memiliki tiga pejantan kambing Boer. Pada saat itu harga satu kambing jantan kisaran Rp 15 sampai Rp 20 juta per ekor. Kemudian saya kembangkan sampai memiliki 300 kambing Boer,” jelasnya.

Karena banyak kambing sudah tua, memasuki afkir, sehingga harus ada pergantian. “Sekarang tinggal 100 ekor kambing Boer yang berada di kandang saya,” imbuhnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah