MOJOKERTO, FaktualNews.co-Sejumlah warung di sekitar proyek Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Mojokerto hingga kini belum mendapat pelunasan atas utang puluhan pekerja proyek setempat, yang menunggak uang makan Rp 36 juta lebih.
Akibat belum dilunasinya utang para pekrja proyek rusunawa tersebut, tiga warung dan dua rumah kos kini terancam gulung tikar.
Suliono (49) pemilik warung di sebelah rusunawa mengatakan, hutang para pekerja proyek Rusunawa belum juga dilunasi. Bahkan dicicil pun tidak.
Kini dirinya malah kebingungan karena kerap didatangi penagih utang ke tempatnya. Selama ini modalnya didapat dari utangan juga. Bahan-bahan di warung juga diambil dari toko dan tengkulak.
Suliono mengaku mempunyai utang ke beberapa orang mencapai Rp 18,6 juta. Uang pinjaman itu dia gunakan untuk memperbesar warung, belanja kopi dari salesman, langganan tahu pong, serta belanja kebutuhan warung lainnya.
“Saya bingung ditagih utang banyak orang. Mulai dari utang saudara, utang ke ibu-ibu PKK, sales kopi dan tahu pong dan lain-lain. Sementara utang para pekerja rusunawa sampai hari ini belum dibayar,” ungkapnya, Senin (12/8/2019).
Untuk membayar utang tersebut, Suliono hanya mengandalkan pelunasan dari para pekerja proyek rusunawa. Nilainya mencapai Rp 15.878.000.
Namun sampai saat ini, lanjut Suliono, belum ada seorang pun perwakilan dari kontraktor atau mandor proyek yang menemui dirinya.
Jika utang para pekerja proyek tak kunjung dibayar, sepekan lagi warung miliknya akan gulung tikar.
“Untuk bayar listrik saja tidak bisa, tagihannya Rp 200 ribu,” terangnya.
Hal sama juga dikatakan Susi Jayanti (37), pemilik warung nasi dan kopi di utara rusunawa. Para pekerja proyek menunggak utang Rp 8,299 juta di warung miliknya. Namun hingga kini belum ada kejelasan.
Selain, dikejar-kejar penagih utang, dia terpaksa meminjam dari rentenir Rp 1 juta. Dia harus mengangsur Rp 120 ribu per pekan sebanyak 10 kali angsuran.
“Semoga utang para pekerja proyek rusunawa segera dilunasi. Saya sudah ditagih terus oleh orang-orang yang mengutangi saya,” keluhnya.
Sebelumnya, dari data yang didapat, selain dua warung milik Susiato dan Suparmi, terdapat satu warung dan dua rumah kos di lokasi pembangunan Rusunawa bernasib sama.
Total biaya makan dan minum pekerja proyek rusunawa yang hingga kini belum dibayarkan mencapai Rp 36 juta lebih. Utang itu tersebar di beberapa warung dan dua rumah kos.
Kabag Humas Pemkot Mojokerto Hatta Amrulla dikonfirmasi mengatakan akan segera koordinasi dengan pihak proyek.
“Ini hubungannya bukan sama Pemkot, melainkan dengan PT Mina Fajar Abadi, penggarap Rusunawa. Saya dapat info persoalan ini sudah mendapatkan jawaban, tinggal menunggu dana jaminan pekerjaan pemeliharaan turun Rp 1 miliar lebih,” tegasnya.