FaktualNews.co

LKPK Situbondo Laporkan Dugaan 143 Bangunan Jamban Fiktif

Peristiwa     Dibaca : 888 kali Penulis:
LKPK Situbondo Laporkan Dugaan 143 Bangunan Jamban Fiktif
Kondisi pembangunan jamban memprihatinkan.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Lembaga Komando Pemberantasan Korupsi (LKPK) Situbondo, mengungkap dugaan korupsi pembangunan ratusan jamban pada tahun 2017 lalu, yakni pembangunan jamban di Desa Battal, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Selain banyak yang diduga fiktif, pembangunan sebanyak 284 buah jamban bantuan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kabupaten Situbondo itu, juga disinyalir tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).

Kalianto, Pmpinan Daerah (Pimda) LKPK Kabupaten Situbondo mengatakan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, sebanyak 284 jamban yang harus dibangun, hanya sebanyak 141 titik yang dikerjakan. Sedangkan sisanya, yakni sebanyak 148 titik, diduga tidak dikerjakan alias fiktif.

“Hasil investigasi tim LKPK Situbondo, dari jumlah total sebanyak 248 jamban itu ditemukan sebanyak 143 titik diduga fiktif. Sedangkan sebanyak 141 titik yang dikerjakan justru tidak sesuai dengan RAB,” kata Kalianto, Selasa (13/8/2019).

Menurutnya, sesuai dengan RAB, pembangunan setiap jamban itu dianggarkan sebesar Rp 1,7 juta. Namun kenyataannya, jamban bantuan dari DPKP Kabupaten Situbondo itu, dibangun asal-asalan. Sehingga, atas temuan dugaan korupsi tersebut, LKPK melaporkan ke kantor DPKP Kabupaten Situbondo.

“Kami langsung melaporkan dugaan korupsi pembangunan jamban ke ke DPKP selaku leading sector pengadaan 248 jamban di Desa Battal, Kecamatan Panji, agar ditindaklanjuti. Jika tidak ada tindak lanjut, kami akan melaporkan dugaan korupsi ke Polres Situbondo,” ancamnya.

Sementara itu, Plt Kadis DPKP Kabupaten Situbondo, Eko Prayudi, saat dikonfirmasi melalui handphone-nya, membenarkan adanya laporan dari LKPK terkait dugaan jamban fiktif.

“Laporan itu sudah kita lanjuti. Bahkan, bersama Inspektorat kita langsung turun ke lokasi. Kayaknya ini masih jalan dan kita tunggu saja bagaimana hasilnya nanti,” ujar Eko Prayudi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas