PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Ribuan santri yang mengatasnamakan Forum Peduli Masyarakat Kota Probolinggo, menggelar aksi, Senin (19/8/2019) pukul 13.00 WIB. Aksi yang diisi dengan orasi dan istighosah tersebut berlangsung didepan kantor Walikota. Usai dari Pemkot, massa begerak long march menuju DPRD setempat.
Aksi di depan Pemkot berlangsung tertib, begitu juga aksi yang dilakukan di depan gedung DPRD. Mereka menggelar istighosah sebelum ditemui Walikota dan pimpinan DPRD. Mereka juga meneriakkan yel-yel sambil mengacung-acungkan poster bertuliskan kecaman terhadap tempat hiburan dan dukungan terhadap Pemkot.
Walikota Hadi Zainal Abidin dan Wawali Mochammad Soufis Subri serta sejumlah pejabat, menemui langsung para pendemo. Sedang pimpinan dewan menemui perwakilan pendemo di ruang transit gedung DPRD. Usai aksi di depan gedung wakil rakyat, mereka membubarkan diri dengan tertib.
Di depan kantor Walikota, ribuan massa meminta agar 2 tempat hiburan malam yang sudah tidak diperpanjang izin operasionalnya, tidak dibuka kembali. Walikota diminta untuk tidak memperhatikan rekomendasi DPRD yang meminta tempat karaoke Pop City dan 888 dibuka kembali.
“Jangan dibuka kembali pak Wali. Hiburan malam tempatnya maksiat,” teriak salah satu pendemo.
Para pendemo juga membawa puluhan poster bertuliskan dukungan terhadap Walikota, untuk tetap menutup tempat karaoke. Karena tempat karaoke yang berada di Jalan dr Sutomo dan Suroyo, disinyalir menjadi tempat maksiat.
“Kota kita kota santri. Kami tidak sudi disini ada tempat maksiat. Jangan dibuka pak Wali. Kami yang akan mengawal kebijakan pak Wali,” sambung para pendemo.
Sekretaris PC Nahdlatul Ulama (NU) Kota Probolinggo Ilyas Rolis, kemudian membacakan pernyataan sikap PCNU yang menukung langkah Pemkot menghentikan izin operasional 2 tempat karaoke tersebut. Usai dibacakan, Ilyas kemudian menyerahkan petisi dukungan penutupan tempat hiburan malam ke Walikota Habib Hadi.
Usai menerima petisi, Walikota dengan tegas mengatakan, tidak akan memberi ruang kemasksiatan untuk tumbuh dan berkembang di wilayahnya. Demi kemaslahatan umat dan menuju Kota Probolinggo lebih baik, seperti harapan seluruh masyarakat.
“Aksi ini memperkuat komitmen bersama untuk menunjukkan masyarakat peduli terhadap kemudlaratan. Untulk itu, tidak ada yang bisa mengubah keputusan kami,” tegasnya.
Apalagi, keputusan Walikota tidak memperpanjang izin tempat karaoke, murni untuk kemashlahatan umat di wilayahnya. Hadi menyadari setiap kebijakan ada pro dan kontra, ada yang setuju dan tidak.
“Saya tidak takut dimusuhi. Yang penting apa yang kami jalankan, benar. Saya tidak bangga ditemani orang yang jalannya tidak benar. Saya tetap pada pendirian, meski tidak ada yang mendukung. Ini saya lakukan, demi masyarakat kami,” tandasnya.
Menurutnya, jabatan adalah amanah. Karena itu harus dijalankan dengan benar amanah tersebut. Dirinya bersama Wakil Walikota tidak ingin mengingkari amanah sehingga mengecewakan masyarakat. Meski mengerjakan kebaikan dan kebenaran banyak tantangan dan kendala.
“Kami tetap akan membasmi kemudlaratan den kemaksiatan. Kami tidak akan melihat siapa di belakangnya. Aturan tetap dijalankan,” tegas Walikota Hadi.