PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Puluhan sepeda milik siswa SMPN 10 Kota Probolinggo, yang rusak akibat terkena robohnya pagar PT Eratex Djaja, hingga kini belum diganti. Tak hanya itu, tempat parkir yang ikut roboh, juga belum mendapat ganti rugi. Padahal kejadiannya sudah dapat satu minggu yakni pada Senin (19/8/2019) lalu.
Selama sepekan, sepeda angin berbagai jenis dan merk tersebut, ditumpuk di halaman sekolah. Saat dikonfirmasi, pihak sekolah belum tahu kapan sepeda pancal yang rusaknya berbeda-beda tersebut akan diganti. Pihak sekolah hingga kini belum mendapat kabar dari pabrik yang bersebelahan dengan SMPN 10 tersebut.
Waka Kesiswaan, Andik Sasmitro mengaku, tidak tahu apakah sudah ada titik terang atau belum, soal ganti rugi. Mengingat, pihaknya tidak mendapat kabar dari atasannya (Kepala SMPN 10). Pria yang biasa dipanggil Andik ini menyarankan untuk bertanya langsung ke kepala sekolah. Hanya saja, menurut Andik, atasannya tersebut tengah tugas keluar kota.
Saat ditanya kerugiannya, Andik enggan berkomentar, dengan alasan bukan tugasnya. Dalam hal ini, Andik kebagian tugas menginventarisir dan mencatat pemilik sepeda pancal yang tertimpa pagar yang roboh. Ia juga bertugas membuat form identifikasi kerusakan, yang dibagikan ke siswa untuk diteruskan ke orang tuanya.
“Mereka mengisi diform itu, soal kerusakan sepedanya,” tandasnya, Senin (26/8/2019) siang.
Disebutkan, ada 134 sepeda uang rusak dan kerusakannya berbeda-beda. Ada yang parah tidak bisa dipakai dan ada yang rusak ringan. Untuk rusak ringan, ada yang diambil oleh orang tuanya dengan alasan akan diperbaiki sendiri. Sehingga dari hari ke hari jumlah sepeda yang
rusak berkurang. Dari 134, tinggal 100 dan berkurang lagi menjadi 90 sepeda.
“Sekarang tinggal 86. Form yang kami berikan ke orang tua, kembali 84 lembar. Ada 2 yang belum menyerahkan form,” jelasnya.
Menurutnya, pagar PT Eratex Djaja di belakang sekolahnya roboh, Senin lalu pukul 10.05 WIB, akibat diterjang angin kencang yang dikenal dengan sebuatan angin gending. Akibatnya, 134 sepeda siswa rusak karena tertimpa atau kejatuhan dinding pagar. Meski kejadiannya pas jam istirahat, namun tak ada satupun siswa yang tertimpa reruntuhan.
“Kan tempat parkirnya terkunci. Jadi enggak ada siswa yang masuk ke tempat parkir,” tambahnya.
Tak hanya menimpa sepeda, reruntuhan dinding pagar yang panjangnya sekitar 20 meter itu, juga mengenai tiang penyangga tempat parkir, sehingga roboh. Kerugiannya, ditaksir sebesar Rp 10 juta, mengingat tempat parkir hanya beratap dan tidak berdinding.
“Tempat parkirnya los tanpa dinding. Atapnya sor-soran. Kerugiannnya sekitar Rp 10 juta,” terangnya.
Pihak sekolah dan siswa pemilik sepeda yang rusak berharap, segera mendapat ganti rugi. Uang tersebut nantinya untuk biaya perbaikan sepedanya.
Sementara itu, pihak PT Eratex Djaya enggan berkomentar banyak dan menyerahkan sepenuhnya penghitungan kerugian ke pihak SMPN 10. Hanya saja, suara dibalik handphone wartawan yang menghubungi menejemen perusahaan garmen itu, tidak menjelaskan kapan ganti rugi akan direalisasikan.
“Kami serahkan sepenuhnya ke pihak sekolah untuk mendata dan menghitung kerugiannya. Kalau soal penyebab tembok kami runtuh, karena angin gending,” ujar pria yang enggan mengaku nama dan jabatannya tersebut.