SIDOARJO, FaktualNews.co – Sebanyak 200 pengawas Koperasi Wanita (Kopwan) yang tersebar di desa dan kelurahan di Kabupaten Sidoarjo digembleng terkait inovasi perkoperasian yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (4/9/2019).
Tiga narasumber dihadirkan untuk keperluan tersebut. Mereka diantaranya Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang, Irfan Fatoni. Kemudian, dua orang dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo yaitu Ismail dan Tutik Handayani. Keduanya merupakan klinik koperasi dan usaha mikro.
Koordinator Klinik Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo Ismail mengatakan pengawas memiliki kedudukan yang sama dengan pengurus, namun berbeda tugas dan fungsinya.
Menurut dia, pengawas memiliki tugas memberikan informasi tentang keadaan koperasi yang sebenarnya. Baik buruknya kinerja koperasi harus dapat disampaikan kepada pengurus koperasi.
“Mulai dari administrasi yang dijalankan sampai pada rencana kerjanya sudah sesuai apa tidak menjadi tugas pengawas untuk mengetahuinya,” ucapnya.
Bukan hanya itu, lanjut dia, pengawas juga berhak memonitor pengurus koperasi apakah sudah melaksanakan kebijakan atau keputusan sesuai dengan rapat anggota.
“Administrasinya sudah tertata atau belum. Apakah pengurus ini sudah melaksanakan kebijakan atau keputusan sesuai dengan rapat anggota. Lalu rencana kerja sudah melampaui target atau belum. Itu tugasnya pengawas, melihat yang sebenar-benarnya,” ucapnya.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang Irfan Fatoni menambahkan, koperasi saat ini dibutuhkan inovasi agar terus maju dan berkembang. Tentunya, lanjut dia, saat ini juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Memanfaatkan teknologi informasi menjadi salah satu kunci menjadikan koperasi maju dan berkembang. Salah satu kunci lainnya adalah pada jumlah anggota koperasi. Koperasi yang maju memiliki jumlah anggota yang banyak. Koperasi akan menjadi jos bila anggotanya terus bertambah,” pungkasnya.