FaktualNews.co

Popok Menumpuk di Sungai Mojokerto, PDAM Tiga Daerah Terancam Tercemar

Kesehatan     Dibaca : 1206 kali Penulis:
Popok Menumpuk di Sungai Mojokerto, PDAM Tiga Daerah Terancam Tercemar
FaktualNews.co/Istimewa/
Komunitas Brigade Evakuasi Popok (BEP) saat melakukan evakuasi popok di Sugai Kwangen, Jum'at (13/09/19) .

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Komunitas Brigade Evakuasi Popok (BEP) mengingatkan pemerintah untuk segera menangani sampah popok secara serius. Selain membahayakan kelangsungan ekosistem, sampah popok juga mengancam produksi air bersih tiga PDAM yang sumber airnya mengambil dari sungai di Surabaya, yaitu Gresik, Surabaya dan Sidoarjo.

“Sekarangkan musim kering, jadi masyarakat banyak yang membuang sampah maupun popok di Sugai. Nanti dua bulan lagi pada saat musim hujan, popok maupun sampah ini akan terbawa aliran sampai ke Sugai Surabaya. Kita tau sendiri di sana dimanfaatkan oleh PDAM dari tiga daerah,” kata Aziz, koordinator Brigade Evakuasi Popok (BEP) di sela-sela kegiatan evakuasi popok di sungai Kwangen Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto, Jumat (13/9/2019).

Salah satu relawan komunitas BEP memunguti sampah popok di kali.

 

Di Mojokerto, tumpukan popok banyak ditemukan di beberapa aliran sugai yang menuju ke Sugai Berantas. Di antarnya adalah sungai di Kecamatan Mojosari, Pungging, Ngoro.

Namun temuan popok terbanyak berada di Kali Kwangen. “Dalam kegiatan evakuasi popok hari ini, kurang lebih ada 1,300 Popok yang kita evakuasi,” ungkap Aziz.

Menurut Aziz pihaknya telah melakukan pendataan sebelum kemudian melakukan gerakan evakuasi popok bersama komunitas BEP. “Data nantinya akan kita serahkan ke DLH agar segera mengambil tindakan atas banyaknya sampah di beberapa sugai di titik perbatasan,” kata Aziz.

Pihaknya berharap, pemerintah lebih serius dalam menangani sampah-sampah di perbatasan, Khusunya popok yang tak bisa didaur ulang. “Artinya di sini, pemerintah harus bergerak aktif dalam melakukan sosialisasi dan pengadaan tempat dan meminta produsen untuk melakukan pengelolaan,”tambahnya.

Sementara itu, masyarakat sekitar Mariono (57) mengatakan, setiap kali musim kemarau Sugai Kwangen, anak sungai Kali Surabaya ini selalu penuh dengan sampah.

” Yang membuang kebanyakan masyarakat luar sini. Kalau membuang itu biasanya pada jam jam dini hari disaat masyarakat pergi ke pasar,” terang Mariono.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh