Hama Tikus Serang Empat Desa di Kecamatan Dawarblandong Mojokerto
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Lahan pertanian di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, diserang hama tikus. Setidaknya sudah ada empat desa yang terkena dampaknya. Yakni Desa Talunblandong, Cinandang, Dawarblandong, dan Pulorejo.
Petani menyebut obat racun untuk basmi tikus yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) juga tidak ada efeknya.
Ningsih (43), petani jagung di Dusun Talanblandong, Kecamatan Dawarblandong mengungkapkan, serangan hama tikus pada tahun ini dinilai menjadi-jadi.
Terhitung sejak awal menanam tepatnya pada Mei 2019, tanaman biji-bijian dan jagung sudah diserang oleh tikus. Kondisi itu membuat banyak petani merugi.
Panen jagung yang dihasilkan dari satu hektar tahun 2019 ini, hanya empat kuintal. Padahal tahun 2018 lalu, untuk luasan yang sama masih bisa menghasilkan tujuh kuintal.
“Selama ini hanya dikasih obat saja tikusnya, tapi seringnya gak mempan. Harapannya semoga dengan adanya keluhan kami, pemerintah bisa memberikan bantuan terkait serangan hama tikus ini,” harapnya, Sabtu (14/09/19).
Hal senada juga diungkapkan Rokhim, Kepala Dusun Talunblandong sekaligus Kelompok tani setempat. Kata dia, serangan hama tikus sudah ada sejak tahun lalu, cuman tahun ini lebih parah.
“Waktu menanam biji jagung saja, bijinya sudah dimakan. Bukan hanya jagung yang dimakan, tapi juga kangkung, tebu, tapi lombok juga dimakan,” ungkap
Rokhim membenarkan informasi bahwa obat racun untuk basmi tikus yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tidak ada efeknya.
“Kami berharap ada tindakan nyata dari dinas terkait untuk menanggulanginya secara efektif. Sebab, jika dibiarkan musim penghujan ke depan, tikus bisa merusak tanaman padi, karena jumlahnya yang semakin berkembang tahun ini,” ucapnya.
Berbagai cara sudah dilakukan para petani untuk membasmi hama tikus. Mulai dengan melakukan pengasapan di lubang tikus, hingga perangkap sederhana.
“Bahkan kami juga berusaha secara tradisional, yaitu dengan cara menanam singkong di atas ‘baluran’ supaya tikusnya makan singkong yang kita tanam. Namun hasilnya tidak memuaskan, lantaran tikus tetap saja makan tanaman utama kita,”tegasnya.