FaktualNews.co

Ibu Rumah Tangga di Blitar ini Sukses Ubah Ikan Laut  Menjadi Abon Dan Camilan

Kuliner     Dibaca : 1269 kali Penulis:
Ibu Rumah Tangga di Blitar ini Sukses Ubah Ikan Laut  Menjadi Abon Dan Camilan
FaktualNews.co/Dwi Haryadi
Prihatin menunjukkan produk abon dan camilan miliknya.

BLITAR, FaktualNews.co – Kreatifitas Prihatin, seorang ibu rumah tangga di Jalan Enggano, Kelurahan/Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar patut ditiru. Di sela kesibukanya sebagai ibu rumah tangga, dia berhasil mengolah ikan laut menjadi kremesan, abon dan sambal tuna.

Saat di temui di rumahnya, Prihatin sedang sibuk melakukan pekerjaannya membuat abon ikan. Dia berbagi cerita sambil menyelesaikan pekerjaannya.

Dia memceritakan, usahanya itu berawal dari pelatiahan yang di selengarakan oleh Pemerintah Daerah Kota Blitar. Pada saat itu dia mengikuti pelatihan salon yang digelar di dinas sosial. Namun minat di bidang tata rias tersebut belakangan memudar.

Pada kesempatan lain, lanjut Prihatin, dia mengikuti pelatihan lagi. Kali ini dia memilih tata boga pengolahan ikan oleh Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian Kota Blitar.

Menurutnya pelatihan pengolahan ikan yang dia ikiti pas dengan profesi suaminya yang menjadi pelayan di Trenggalek.

“Sejak itu saya teruskan karena suami saya bekerja menjadi nelayan di Trengalek,” ungkap Prihatin, Santu (14/9/2019).

Seiring berjalanya waktu, usaha miliknya itu semakin berkembang. Dia juga memasarkan olahannya di media sosial. Namun bagi dia itu hanya pemasaran tekstra, karenanya tetap memasarkannya melalui pasar dan toko toko.

Setiap mengolah penganan produksinya, dia membutuhkan 50 Kg ikan tuna untuk membuat abon tuna. Dia juga membutuhkan 7 Kg lagi untuk sambal tuna dan 5 Kg ikan teri untuk sambal teri. Dalam seminggu rata-rata Prihatin bisa memproduksi sebanyak tiga kali.

Produk-produk Prihatin ini di jual dengan harga terjangaku. Dia mematok harga mualai Rp. 25 hingga 30 ribu untuk abon tuna, sedangkan sambal teri dan tuna di bandrol Rp. 22 sampai 25 ribu. Smentara camilan kremesan di jual Rp. 20 ribu. “Kadang saya juga dapat pesanan dari para TKI di Hongkong dan Taiwan,” ungkapnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh