FaktualNews.co

Resah, Warga Desa di Pasuruan Blokade Jalan Tambang Galian C

Peristiwa     Dibaca : 1020 kali Penulis:
Resah, Warga Desa di Pasuruan Blokade Jalan Tambang Galian C
FaktualNews.co/Abdul Aziz
Warga Desa Ambal-Ambil yang memblokir jalan yang menuju areal tambang, Minggu (15/9/2019) pagi.

PASURUAN, FaktualNews.co – Puluhan pemuda bersama warga Desa Ambal-Ambil, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, ramai-ramai memblokir jalan di desa setempat.

Mereka bergejolak, lantaran resah dengan aktivitas truk pengangkut pasir dan batu (sirtu) dari tambang sekitar, yang lalu lalang di wilayah desa setempat. Selain itu, suara truk yang tak kenal siang maupun malam tetap saja truk-truk beroperasi.

Akibat banyak truk yang lewat, jalan yang menjadi akses ekonomi warga sekitar rusak berat. Bahkan, akibat banyaknya akivitas truk pengangkut material sirtu tambang ini, sejumlah anak-anak Tempat Pendidikan Qur’an (TPQ) dan madrasah setempat, nyaris menjadi korban kecelakaan akibat pengendara truk yang ugal-ugalan saat di jalanan desa.

Keresahan warga ditambah dengan meningkatnya volume truk yang bertonase berat hingga membuat jalan Kabupaten Pasuruan bergelombang dan berlubang.

“Warga melakukan blokir jalan ini, lantaran kami tak kuat lagi dengan banyaknya truk yang banyak melewati jalan ini,” ujar Abdul Rohman, tokoh pemuda desa setempat di lokasi, Minggu (15/9/2019).

Dengan banyaknya truk, membuat jalan di sepanjang desa amburadul. Meski pihak tambang pernah mengurug jalan yang rusak itu dengan urugan sirtu, tidak membuat jalan tersebut baik. Justru bertambah hancur.

“Karena tak ada itikad baik untuk memperbaiki jalan ini, warga sepakat menutup jalan bagi truk pengangkut sirtu dari tambang,” urainya.

Warga yang sengaja menutup akses menuju ke areal tambang, karena keberadaan truk pengangkut sirtu, juga berdampak buruk bagi kelestarian alam dan lingkungan setempat.

“Karenanya, warga bersama pemuda menuntut agar tambang tersebut segera dihentikan atau ditutup. Apalagi, tambang itu juga tak menguntungkan warga,” katanya.

Bahkan, warga mengancam akan menutup kegiatan penambangan yang diduga tak berizin itu, kalau pihak perusahaan tambang tetap ngotot beroperasi.

Aksi blokade jalan tersebut tetap akan digelar hingga pihak perusahaan tambang berjanji akan memperbaiki. Apalagi beberapa warga yang berjualan tepat di pinggir jalan, dagangannya banyak terkena debu dari jalan yang dilalui truk bermuatan.

“Kami inginkan agar tambang segera ditutup dan tidak ada lagi kegiatan,” imbuh Rohman.

Terkait aksi warga ini, Ahmad, perwakilan dari perusahaan tambang, sempat bernegosiasi dengan perwakilan warga. Sayangnya, kedatangannya tak mampu memutuskan atas tuntutan warga tersebut.

“Tuntutan warga akan kami sampaikan kepada pemilik tambang. Saya juga tidak tahu apa-apa dan wewenang di dalam usaha penambangan itu,” kata dia.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas