MOJOKERTO, FaktualNews.co – Tingginya angka bencana di setiap wilayah, terlebih di wilayah Mojokerto menuntut setiap lembaga kemanusiaan atau relawan untuk paham upaya penanganan bencana saat terjun ke lokasi.
Setiap relawan atau lembaga kemanusiaan yang terjun langsung ke tempat bencana adalah orang yang memiliki keterampilan tertentu yang dibutuhkan dalam bidang kerelawanan.
Keterampilan tersebut antara lain tenaga paramedis, penyedia logistik, atau orang-orang yang mampu berkecimpung di bagian dapur umum dan lain sebagainya.
Mengambil tema “Sistem Operasi Tanggap Darurat Dalam Penanggulangan Bencana”, lembaga kemanusiaan LPBI-NU Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (21/09/2019) malam mengelar acara ‘Ngaji Bencana’.
Acara ini diikuti puluhan relawan kebencanaan dari berbagai organisasi, seperti, FPRB Jatim, LPBI NU Mojokerto, Welirang Komuniti, Gagana Ansor, CBP IPNU, KPP IPPNU, Pramuka, ISM, KOMPACK, Jangkar Kelud dan masyarakat.
Acara itu digelar di Kecamatan Pecet, tepatnya di gedung pertemuan Warkop Welirang Desa Petak, Pacet. Puluhan relawan antusias mengikuti acara ‘Ngaji Bencana’ itu.
Kegiatan itu digelar sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan atau meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana para relawan kebencanaan Kabupaten Mojokerto.
Hadir dalam kegiatan tersebut, ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Jawa Timur Sudharmanto.
Dalam keterangannya di depan puluhan relawan, Sudharmanto yang akrab dipanggil Mbah Darmo ini menjelaskan beberapa hal mendasar terkait sistem operasi tanggal darurat bencana.
Beberapa materi yang disampaikan di antaranya, kompetensi dasar relawan, siklus bencana dan beberapa hal lain yang terdapat dalam UU No. 24 Tentang Penanggulangan Bencana.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU Kabupaten Mojokerto, Saiful Anam mengatakan, acara ‘Ngaji Bencana’ bertujuan sebagai penguatan kapasitas bagi relawan bencana, terlebih pada saat terjun ke lokasi.
“Ini bentuk penguatan kapasitas kepada para relawan dari unsur masyarakat , agar kami makin optimal dalam partisipasi penanganan bencana,” ungkap pria yang biasa disapa Cak Anam itu.
Hal senada juga dikatakan, Ketua Welirang Komuniti, Nurrudiyan Kholik. Dia menyampaikan, partisipasi masyarakat merupakan potensi yang harus dioptimalkan sebab masyarakat salah satu elemen penting dalam penanggulangan bencana.