Peristiwa

Bupati Jember Akui Belum Punya Sistem Proteksi Dini guna Antisipasi Bencana

JEMBER, FaktualNews.co – Sebagai upaya dan langkah penanganan juga antisipasi di wilayah potensi bencana di Jember, Pemkab Jember menggelar kegiatan apel kebencanaan di alun-alun Kota Jember, Selasa (25/10/2022).

Dalam kesempatan apel kebencanaan yang diikuti sekitar 25 ribu aparat keamanan, relawan dan stakeholder terkait. Bupati Jember Hendy Siswanto memantau kesiapsiagaan SDM dan peralatan untuk penanganan bencana alam.

Terkait langkah antisipasi bencana, Bupati Hendy menyatakan saat ini Pemkab Jember melakukan sejumlah langkah antisipasi di sejumlah titik potensi bencana di wilayah Jember.

Namun demikian diakui juga olehnya, jika ada beberapa wilayah ada potensi bencana yang butuh perhatian serius. Juga saat ini, kata Hendy, Pemkab Jember belum punya sistem proteksi dini untuk langkah antisipasi bencana alam.

“Di Jember persoalan dari awal tahun 2022 bahkan saya sampaikan kepada gubernur. Bahwa belum ada proteksi, apabila terjadi banjir besar di arah (wilayah) utara Jember,” kata Hendy saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.

Proteksi yang dimaksud, kata Hendy, adalah soal perbaikan aliran sungai yang belum ada.

“Pendangkalan (sungai) terjadi dan belum dilakukan pengerukan yang butuh biaya besar. Namun demikian, perbaikan bendungan sudah kami lakukan,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, adalah soal sistem proteksi berkaitan dengan edukasi bentuk struktur bangunan di wilayah lereng.

“Terutama soal struktur bangunan aman di wilayah lereng. Ini yang nanti jadi perhatian kami dan belum kita lakukan. Sehingga sebagai langkah antisipasi dini (bagi warga di wilayah lereng). Kami juga koordinasi dengan camat dan kades setempat untuk selalu waspada (khususnya wilayah potensi bencana). Kalau perlu sementara pindah di rumah saudara yang aman, bagi warga yang tinggal di daerah lereng,” ucapnya.

Namun demikian, lebih lanjut Hendy menyampaikan, Pemkab Jember lewat BPBD Jember terus melakukan upaya mitigasi bencana, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi bencana alam.

“Kami sudah memberikan sosialisasi kepada warga (yang masuk wilayah potensi bencana). Jika terjadi bencana sudah paham dan tahu harus lari (menyelamatkan diri) kemana dan paham proses evakuasi. Tentunya pelatihan itu, sudah kami lakukan. Tentunya juga teriring doa, kami berharap bencana tidak terjadi. Tapi ikhtiar sudah dilakukan. Penanganan bencana tidak bisa dilakukan aparat atau relawan saja, tapi keikutsertaan seluruh masyarakat,” ulasnya.

Terlebih lagi dengan saat ini kondisi curah hujan dinilai cukup tinggi, kata Hendy, warga masyarakat dihimbau untuk selalu waspada.

“Apalagi sekarang musim hujan (disertai hembusan angin kencang) kita perlu waspada. Kemarin di Sidoarjo, ada di Gresik sudah ada bencana. Jadi kita harus waspada. Untuk Jember ancaman bencana cukup besar, banjir dan tanah longsor. Apalagi hujan ini kan satu sampai tiga kali per hari. Jadi untuk wilayah potensi bencana longsor bagi warga di daerah lereng harus waspada,” katanya.

“Hari ini kita apel bersama (kesiapsiagaan bencana) perihal SDM ataupun peralatan untuk menangani bencana. Dari relawan dan instansi vertikal sudah jelas bagian dari tupoksi. Untuk penanganan dan regulasi bencana kita sudah siapkan SOP (standar operasional penanganan). Misal bencana besar pun terjadi,” imbuhnya.