FaktualNews.co

Dokter di RSUD Bangil Pasuruan Dituding Arogan. Beri Diagnosis Salah, Diingatkan Malah Membentak

Kesehatan     Dibaca : 1981 kali Penulis:
Dokter di RSUD Bangil Pasuruan Dituding Arogan. Beri Diagnosis Salah, Diingatkan Malah Membentak
FaktualNews.co/aziz
Seorang pasien yang mengalami kritis dan dugaan didiagnosis salah oleh dokter di RSUD Bangil.

PASURUAN, FaktualNews.co-Penanganan pasien penyakit dalam di RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan, kembali dikeluhkan keluarga pasien.

Salah satu dokter yang menangani pasien kritis dituding arogan, setelah dokter diminta data medis pihak keluarga pasien atas nama Eko BS di ruang HCU Lantai III. Data yang diminta dituding tidak valid.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pasuruan, Joko Cahyono, membenarkan adanya permasalahan yang menimpa pasien tersebut.

“Saya tahu adanya kejadian itu setelah disambati pihak keluarga pasien. Setelah saya konfirmasi perkembangan si pasien ke dokter Widya, bukan keterangan valid yang saya didapatkan,” kata dia, Senin (7/10/2019).

Keterangan diminta, lantaran ingin peroleh sejauh mana hasil diagnosis dokter. Namun yang didapatkan, lanjut Joko, justru keterangan yang menurutnya salah.

“Yang diberikannya, data tentang sel darah putih kondisi terakhir 116. Tapi info tiga hari kemarin yang diberikan adalah 161,” terang Joko, dengan nada kesal.

Ia mengaku prihatin, atas sikap dokter saat diingatkan info tersebut salah.

Bukan meminta maaf, namun justru membentak-bentak, dengan tidak menceminkan dokter itu tenaga medis yang semestinya tak salah memberikan diagnosis.

“Dokter itu, mengaku suaminya tentara dan tak takut LSM,” cerita Joko.

Menurut Joko, pihaknya sengaja turun tangan untuk mengetahui secara obyektif terkait pelayanan di RSUD milik Pemkab Pasuruan itu.

“Atas tidak profesionalnya dokter, langsung saya laporkan ke kepala dinas kesehatan. Bahkan, dr Agung sepakat untuk menindaklanjutinya,” tegas Joko, yang juga akan memanggil pihak RSUD.

Ia menegaskan, RSUD yang dibangun ratusan miliar rupiah ini, akan seperti Poliklinik Kampung, kalau tenaga medis dan pelayanannya tak profesional.

“Kondisi ini tak boleh dibiarkan, dimana dokter jauh dari sikap dan perilaku profesional dalam menangani (khususnya) pasien kritis. Sebaiknya manajemen melakukan evaluasi saat memilih dokter, agar tak arogan,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah