PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bahar Umum (SPBU) di Kota Probolinggo, terlihat mengantre. Terutama di pengisian premium atau bensin. Sedang di tempat pengisian pertalite dan pertamax serta solar, normal.
Seperti yang diungkap salah satu petugas SBPU Kasbah, jalan raya Soekarno-Hatta. Menurut lelaki yang enggan namanya disebut itu, seluruh SPBU khusus premium dijatah 8 ribu liter per hari. Padahal sebelumnya, SPBU tempatnya bekerja, dikirim sampai 18 ribu liter. Akibatnya, persediaan bensin berkurang.
Karenanya, begitu jatah premium tiba langsung diserbu pembeli hingga mengular sampai ke jalan raya. Dikatakan, pembeli premium tak hanya roda dua, kendaraan roda empat juga banyak yang mengantri.
“Ya, kuranglah kalau hanya 8 ribu liter saja. Sebelumnya kami dikirim 16 ribu. Kalau pertalite dan pertamax serta solar, jatahnya tetap tidak dikurangi,” ujarnya, sambil mengaku, dirinya tidak mengetahui, mengapa dalam sebulan terakhir, premium dijatah.
Hal senada juga diungkap Pengawas SPBU jalan Mastrip Puji Purwanto. Menurutnya, sudah sebulan SPBU-nya dijatah 8 ribu liter. Sedang bahan bakar lain seperti Pertamax dan Solar, tetap.
“Kami tidak tahu mengapa seluruh SPBU di sini dijatah. Ya, pasti kuranglah. Sebelumnya, kami dikirim 16 ribu liter,” tandasnya, Selasa (15/10) siang.
Dijelaskan, soal pengiriman tidak pernah terlambat untuk seluruh bahan bakar, termasuk premium. Dengan demikian, BBM selain bensin, tidak pernah kekurangan atau kehabisan hingga membuat pembeli mengantri.
“Setiap hari, bensin dikirim. Hanya saja waktunya tidak menentu. Kadang datang siang, pagi, bahkan malam,” imbuh Puji.
Begitu masyarakat tahu premium datang, langsung diserbu. Disebutkan, hanya dalam waktu 4 jam, premium sebanyak 8 ribu liter, habis. Agar pembeli banyak yang kebagian, pihak SPBU mengatur jumlah pembelian. Untuk kendaraan bermotor roda dua pembeliannya dibatasi Rp 100 ribu. Sedang roda empat dibatasi Rp 150 ribu.
“Kita tidak melayani pembeli pakai jeriken atau tong,” katanya.
Bahkan, terkadang saat kendaraan masih antriannya panjang hingga ke jalan, bensin sudah habis. Puji kemudian mencontohkan permium yang datang Selasa pagi sekitar pukul 04.00 WIB. Usai pengisian sekitar pukul 05.00 pembelian dibuka. Dan pukul 09.00 WIB premium ludes.
“Karena banyak yang pakai premium, lebih murah. Harga per liternya 6.450. Sedang Pertalite Rp 7.650 per liter dan Pertamax Rp 9.850 per liter,” pungkasnya.
Menyikapi kondisi seperti itu, Sekertaris DKUPP Sugeng Riyadi mengatakan, jatah premium berlaku nasional. Sehingga, pihaknya tidak bisa berbuat banyak soal tersebut. Apalagi di DKUPP, bidang Sumber Energi Mineral sudah tidak ada.
“Bidang Sumber Energi dan Mineral sudah diambil alih Provinsi. Jadi urusan BBM sudah bukan urusan kami. Hanya koordinasi yang bisa kami lakukan,” katanya singkat.