Warga Desa di Jombang Geruduk Lokasi Tambang di Kunjang Kediri, Ini Alasannya.
JOMBANG, FaktualNews.co-Puluhan warga Desa Begasur Kedaleman, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, menggeruduk lokasi tambang milik CV Adhi Djojo di Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri, Kamis (17/10/2019).
Warga menuntut akses jalan keluar dari tambang milik Adhi Djojo yang melewati Jombang ditutup.
Sebab, akses jalan perbatasan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang tersebut kerap dilewati truk yang memuat bahan galian C yang diduga milik CV Adhi Djojo.
Tuntutan ini dilontarkan karena sekitar satu bulan sebelumnya, satu jembatan pintas penghubung antara Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri dengan Kecamatan Gudo Jombang, dibongkar Satpol PP Jombang.
Alasan pembongkaran, karena banyak dilalui kendaraan dump truck yang memuat bahan galian C yang diduga ilegal, dan tidak banyak mendatangkan manfaat bagi warga.
Padahal menurut warga di sekitar lokasi tambang, justru keberadaan jembatan tersebut sangat membantu perekonomian warga setempat.
“Sama-sama aksesnya melalui Jombang, jadi kami minta akses tambang ini kami juga ditutup. Kami minta keadilan. Jadi harus sama-sama ditutup,” kata Totok salah satu peserta demo.
Menurut Totok, jembatan sebelah timur yang dibongkar Satpol-PP Jombang sebulan lalu itu sangat besar manfaatnya bagi masyarakat.
“Para petani membutuhkan untuk jalur mengangkut hasil pertanian. Selain itu juga digunakan untuk mengangkut pasir hasil tambang manual yang dilakukan masyarakat,” cetus Totok.
Jadi, sambung Totok, asas kemanfaatan dan keadilan kepada masyarakat harusnya diperhatikan pemerintan.
“Kalau jembatan akses tambang dibongkar atau ditutup, harusnya ada perlakuan yang sama. Semua tambang juga harus dihentikan,” tegasnya.
Demo warga ditemui Wakil Direktur CV Adhi Djojo, Bagus Setyo Nugroho.
Bagus mengatakan, saat ini di lokasi galiannya terjadi pergantian manajemen. Sehingga, pihaknya belum mengetahui persoalan atau tuntutan dari warga tersebut.
“Manajemen CV Adhi Joyo baru-baru ini terjadi pergantian, jadi saya tidak tahu ada persoalan apa dengan manajeman lama,” ujarnya.
Bagus mengaku, meski didatangi puluhan warga, aktivitas tambang di lahan seluas 20 hektare masih tetap berjalan normal.
Terpisah, Kasat Polisi Pamong Praja Jombang, Agus Susilo Sugioto, dikonfirmasi terkait pembongkaran yang dianggap tebang pilih, mengaku masih akan mengkaji titik lokasi lainnya.
“Nanti kita koordinasikan dengan Muspika. Dan kami akan melakukan survei lokasi dulu,” kata Agus dihubungi melalui ponselnya.