FaktualNews.co

Begini Alasan Santri Jombang Pilih Upacara HSN 2019 di Bantaran Sungai Brantas

Peristiwa     Dibaca : 805 kali Penulis:
Begini Alasan Santri Jombang Pilih Upacara HSN 2019 di Bantaran Sungai Brantas
FaktualNews.co/Muji Lestari
Santri di Jombang upacara HSN di bantaran Sungai Brantas.

JOMBANG, FaktualNews.co – Hari santri nasional (HSN), yang tepat pada 22 Oktober 2019 ini, diperingati dengan berbagai cara oleh sejumlah kalangan masyarakat utamanya para santri.

Salah satunya yang unik dilakukan Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakkan Pemuda Ansor Kecamatan Kesamben, Jombang, yang melakukuan upacara peringatan HSN di bantaran sungai Brantas, Selasa (22/10/2019).

Kegiatan yang gelar di dam karet, Pulokunci, Desa Jombangan, Kecamatan Kesamben ini, diikuti sejumlah warga sekitar. Mereka pun nampak begitu antusias mengikuti upacara ini hingga tuntas.

Tak jauh dari agendanya, para peserta upacara ini juga berpakaian khas santri. Dimana masing-masing peserta upacara memakai baju koko lengan panjang berwarna putih, sarung serta songkok warna hitam.

Ketua PAC GP Ansor Kesamben, Akhmad Toni Syaifuddin mengatakan, dipilihnya lokasi bantaran sungai Brantas ini karena sungai tersebut merupakan cikal bakal lahirnya resolusi jihad.

Dimana berdasarkan sejarahnya, sungai tersebut merupakan jalur lalu lintas masyarakat, baik di era kerajaan Majapahit maupun Airlangga.

“Resolusi jihat yang digelorakan para petani harus diteruskan. Sejarahnya ini dulu aliran sungai untuk saudagar menuju peradaban di nusantara, sehingga akhirnya ada resolusi jihad di era kemerdekaan. Makanya semangat resolusi jihad ini harus kita gelorakan,” ujarnya usai upacara.

Selain itu, lanjutnya, pesan tersirat yang disampaikan dalam momentum ini, adalah para santri juga harus memiliki kepedulian terhadap kebersihan sungai. Yakni dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.

Toni juga mengatakan, pentingnya ceremonial upacara hari santri ini juga untuk mengenang para pejuang kemerdekaan. Khususnya, dalam momentum ini adalah lahirnya resolusi jihad pada tanggal 22 oktober 1945 yang dicetuskan oleh Hadaratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari.

“Dengan resolusi jihad ini membakar semangat bangsa Indonesia hingga pecahnya pertempuran pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Kami berharap santri bisa menghargai dan meneruskan semangat perjuangan tersebut di kehidupannya mendatang,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas