FaktualNews.co

Minim Siswa, 84 SDN di Trenggalek Bakal Dimerger

Pendidikan     Dibaca : 1077 kali Penulis:
Minim Siswa, 84 SDN di Trenggalek Bakal Dimerger
FaktualNews.co/Ilustrasi
Ilustrasi siswa belajar di kelas.

TRENGGALEK, FaktualNews.co – Sejumlah 84 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur yang memiliki siswa kurang dari 60 orang, direncanakan bakal menjalani merger atau regrouping.

Kabid Pembinaan SD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Trenggalek Ganif Triyanto menyatakan, sesuai ketentuan sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 60 harus menjalani regrouping.

Hal itu, menurutnya, terkait efisiensi anggaran, persebaran guru, keefektifan kegiatan belajar mengajar, hingga pengelolaan bantuan operasional sekolah (BOS) yang kurang maksimal.

“Memang ada wacana itu, makanya dalam waktu dekat ini kami akan melakukan pembahasan apakah regroping nantinya efektif atau tidak,” ungkap Ganif, Kamis (24/10/2019).

Lebih lanjut Ganif menjelaskan, terkait proses tersebut, pihaknya akan membentuk tim. Sebab jika terjadi regrouping, pastinya ada beberapa hal yang harus berubah.

“Yang pasti ada perubahan. Seperti nomor lembaga, nama lebaga, kop surat dan sebagainya. Selain itu, untuk menyusun hal-hal yang menjadi alasan mengapa SDN tersebut di regrouping,” jelasnya.

Diakui Ganif, kurangnya murid menjadi salah satu pertimbangan untuk melakukan hal itu. Namun itu bukan hal yang utama, sebab jangan sampai setelah di regrouping malah ada siswa yang putus sekolah.

“Untuk itu hingga saat ini Disdikpora belum bisa memberikan jumlah pasti berapa SDN yang akan di regrouping. Namun sebagai gambaran dari 422 SDN di Kabupaten Trenggalek ada 84 SDN yang memiliki siswa dibawah 60 anak,” terangnya.

Selain itu, lanjut Ganif, juga karena keterbatasan sarana dan prasarana (sarpras) yang tidak sesuai stabdart nasional pendidikan (SNP). Seperti halaman sekolah yang kecil dan sempit, juga menjadi pertimbangan Disdikpora untuk melakukan regrouping.

“Semua itu nanti masih akan menjadi pembahasan, apakah regrouping di sekolah tersebut tepat. Sebab harus dipikirkan terkait dampak sosial, seperti jarak sekolah terdekat yang nantinya menjadi tempat mutasi siswa, persetujuan masyarakat setempat dan sebagainya,” imbuhnya.

Direncanakan realisasi regrouping paling cepat akan dilaksanakan pada tahun anggaran baru 2020-2021 mendatang.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh