KEDIRI, FaktualNews.co-Lima dari 251 desa yang akan menggelar Pilkades 2019 di Kabupaten Kediri, rawan gesekan antar pendukung.
Itu dikatakan Solehuddin, Wakil Ketua Rumah Keadilan, sebuah organisasi yang bergerak untuk mengawasi proses Pilkades di Kabupaten Kediri.
Menurutnya, lima desa itu sangat rawan terjadi gesekan antar pendukung Calon Kepala Desa (Cakades).
“Lima desa ini sangat rawan, rawan dalam arti ada kecenderungan gesekan fisik,” ungkap Sholeh saat diwawancara. Senin (28/10/2019).
Namun, Sholehudin enggan menyebut nama lima desa tersebut, dan hingga saat ini pihaknya masih terus memantau.
“Kita pantau terus, jika bergejolak kita laporkan langsung ke pihak berwajib,” kata Sholeh, sapaan akrab Sholehuddin.
Sholeh mengatakan, dugaan penyebab terjadinya gesekan karena dari kubu yang bersaing sama-sama fanatik dan saling mencari celah kesalahan.
“Kebanyakan incumben atau petahana lawan pendatang baru. Pendatang baru ini bisa perangkat desanya sendiri yang maju karena memang tidak cocok dengan kepemimpinan lama, dan ada yang memang baru datang dan mempunyai modal lalu mencoba peruntungan,” katanya.
Tak hanya rawan gesekan antar pendukung, dari total 251 desa yang akan mengadakan pilkades tersebut menurut Sholeh juga akan rawan taruhan.
Sebab, sejak awal mendaftar sebagai cakades para pendukung sudah banyak yang hendak taruhan.
“Kalau masalah perjudian atau botoh, berdasarkan pantauan kita baru mau masuk di tahap pendaftaran administrasi saja sudah ada mau taruhan,” katanya.
Tak hanya taruhan, sedari awal sebelum mendaftar para cakades juga sudah melakukan pendekatan dengan cara memberikan sembako kepada para pemilihnya.
“Terus terang masih banyak juga pola pemberian sembako dari rumah ke rumah. Itu nanti tidak menutup kemungkinan juga terjadi ketika menjelang pencoblosan,” pungkasnya.