Kunjungi Korban Ambruknya Atap SD di Pasuruan, Gubernur Jatim Janjikan Santunan
PASURUAN, FaktualNews.co – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa mengunjungi korban ambruknya 4 ruang kelas SD Negeri Gentong, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Orang nomor 1 di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, langsung ke RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan, di JL Wahidin Selatan.
Khofifah bersama tombongan memastikan biaya selama perawatan di Rumah Sakit Dr. Soedarsono, Purutrejo, Kota Pasuruan ditanggung Pemerintah.
Enam murid yang mengalami luka-luka tersebut hingga saat masih mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan 8 lainnya dipulangkan.
Mantan Menteri Sosial tersebut menyarankan supaya pasien secara intens diberikan terapi psiko sosial untuk mengurangi trauma. Selain itu ia juga mempercayakan perawatan medis kepada pihak Rumah Sakit.
Perawatan medis ini, kata Khofifah, akan dicover sepenuhnya oleh pemerintah.
Khofifah mengaku prihatin atas musibah yang dialami siswa/siswi SDN Gentong saat ikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Saya sudah sampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, pokoknya jangan ada pungutan kepada pasien. Semua yang terdampak dari ambruknya gedung SD, pemerintah (akan) cover,” tegas dia.
Usai kunjungi para korban luka, Khofifah melayat ke rumah duka korban meninggal, yakni Savina Arsy Wijaya (19). Didampingi sejumlah guru dan pejabat, Khofifah datangi kediaman Sevina Arsy Wijaya, yang berada di Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Raut kesedihan tampak dari orang tua Vina saat menerima kedatangan Khofifah. Mantan Menteri Sosial itu sampaikan duka mendalam kepada orangtua Sevina.
Khofifah membacakan tahlil dan ditutup dengan doa. Gubernur juga berjanji akan berikan santunan sebesar Rp 5 juta untuk korban luka, dan Rp 10 juta untuk korban meninggal.
Usai takziyah, Khofifah juga sempat kunjungi rumah duka Amira di JL Kiai Sepuh, Gentong. Khofifah menyatakan akan perhatikan murid di SDN tersebut, dengan diberikan trauma healing oleh petugas dalam waktu dekat.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan rasa takut siswa dengan peristiwa ambruknya sekolah.