Peringati Maulid, Warga di Mojokerto Berebut Aneka Barang di Pohon Keres
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Cara unik dilakukan warga Dusun Mengelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dalam memperingati maulid Nabi SAW. Mereka menyebut acara ‘Keresan’. Seperti apa?
Tradisi ‘Keresan’ merupakan tradisi warga Dusun Mengelo yang digelar rutin tiap tahun. Tradisi berebut aneka hasil bumi dan berbagai hasil home industri sebagai ucapan syukur atas maulid Nabi Muhammad SAW.
Sebelum acara ‘Keresan’ dimulai, ratusan warga Dusun Mengelo terlebih melakukan kirab keliling kampung dan pengajian umum di masjid Dusun Mengelo.
Namun yang menjadi perhatian dalam tradisi ini adalah dua pohon kersen (keres dalam bahasa Jawa) yang ditancapkan di tengah jalan desa tepat di sebelah timur jalan Masjid Darussalam.
Dua pohon keres atau pohon talok itu digantungi berbagai macam buah dan hasil bumi. Bahkan, di bagian rantingnya, aneka barang seperti pakaian, topi, sepatu, sandal dan sayur mayur juga digantungkan.
Pohon keres yang mendadak ‘berbuah’ aneka buah dan barang itu sengaja dibikin oleh penitia sebagai bentuk syukur atas nikmat yang dianugerahkan oleh Allah. Sebagian warga percaya, akan mendapat berkah lebih bila bisa mendapatkan barang-barang tersebut.
Pada waktu yang ditentukan, biasa diawali dengan pembacaa selawat dan doa, warga dipersilahkan untuk mengambil ‘buah keres’ itu. Panitia sejak sebelumnya sudah membatasi dengan tali pembatas.
Tak urung, warga yang sebelumnya berjibun sehabis mengikuti kirab, berhamburan saling berebut memanjat pohon dan mengambil barang yang diincar.
Tak hanya kamu pria, anak anak hingga ibu-ibu turut berebutan.
Bahkan, ada juga warga yang nekat memanjat sampai pucuk pohon kersen, hingga beberapa rantingnya patah. Aksi nekat itu malah membuat tradisi berebut hadiah di pohon keres itu semakin semarak. Sorak-sorai warga yang gegap gempita cukup menggambarkan kegembiraan mereka.
Muhammad Jamil (24), warga setempat, mengaku, hampir setiap tahun mengikuti tradisi Keresan yang di gelar di Dusun Mengelo itu. Meski berebut, hal ini di yakini memberikan berkah tersendiri.
“Tadi ikut berebut, tidak takut. Ini dapat Kelapa muda, sandal dan sepatu. Ya karena didasari rasa senang dan juga berharap mendapatkan berkah dari dari memperingati hari Maulid Nabi SAW,” ungkapnya, Sabtu (09/11/19).
Dia berencana, hadiah yang didapat akan dibagikan kepada sanak saudara dan tetangga, dan sebagian lagi digunakan sendiri.
Sekretaris Panitia Keresan Dusun Mengelo, Taufik, menjelaskan, tradisi ini digelar setiap tahun sejak tahun 1960 oleh warga Mengelo dalam rangka memperingati maulid Nabi SAW.
Menurut Taufik, berbagai hadiah yang dipasang di pohon kersen merupakan hasil iuran warga Mengelo dan juga sumbangan dari para pengusaha rumahan yang ada di dusun tersebut.
“Ya, karena di Dusun Mengelo ini kan banyak produk industri rumahan, sehingga hadiah berupa sepatu, sandal dan pakean mudah didapatkan,” paparnya.
Dia menjelaskan, setiap kali tradisi Keresan di Dusun Mengelo digelar, warga sekitar juga memiliki tradisi setiap warga Mengelo yang ada tinggal di luar akan pulang.
“Ya, seperti hari raya, tradisi di sini ini, kalau ada Keresan semua warga Mengelo yang tinggal di luar akan pulang, seperti tidak mau ketinggalan,” jelasnya.
Kata dia, filosofi mengapa pohon keres yang dipakai dalam tradisi Keresan itu karena pohon keres mempunyai ranting yang banyak, buah banyak juga daunnya juga lebat.
“Nah, dari filosofi tersebut, warga mempercayai, ketika pohon keres diapakai dalam acara ini, warga berharap rezeki bisa banyak dan tak putus selebat pohon keres,”pungkasnya.