FaktualNews.co

Hadapi Musim Penghujan, Anggota TRC BPBD Kabupaten Mojokerto Asah Kemampuan Penyelamatan

Peristiwa     Dibaca : 808 kali Penulis:
Hadapi Musim Penghujan, Anggota TRC BPBD Kabupaten Mojokerto Asah Kemampuan Penyelamatan
FaktualNews.co/Amanullah
Anggota TRC BPBD Kabupaten Mojokerto saat digembleng di bawah Jembatan Gajah Mada.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto bersiap-siap menghadapai musim penghujan tahun ini.

Tim Reaksi Cepat (TRC) yang berada dalam naungan BPBD pun digembleng dan dituntut untuk memiliki lisensi kemampuan untuk penyelamatan terhadap korban bencana alam.

Menyusul, Kabupaten Mojokerto termasuk wilayah yang rawan bencana, seperti banjir, longsor hingga angin puting beliung.

Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, M. Zaini, menjelsakan, menghadapi musim penghujan yang diprediksi lebih lama ini kompetensi anggota BPBD dan relawan juga harus ditingkatkan. Sesuai Permen Ketenagakerjaan Nomor 9 tahun 2016.

Tak hanya itu, TRC juga dituntut untuk memiliki lisensi kemampuan untuk penyelamatan terhadap korban bencana alam. Baik di air ataupun di temat ketinggian.

“Siapa saja bisa melakukan penyelamatan, bisa mengoperasionalkan alat-alat. Tapi tetap harus memiliki bukti yang menunjukkan jika orang tersebut betul-betul sudah teruji,” ungkapnya, Jum’at (15/11/19).

Selama digembleng, puluhan anggota TRC dibekali Medical First Responder atau pertolongan pertama hingga vertical rescue atau teknik memindahkan ke lokasi lebih aman.

“Latihannya kemarin kita tempatkan di Sungai Brantas dan Jembatan Gajah Mada. Mereka dibekali mekanisme penyelamatan. Baik itu barang maupun manusia atau korban. Yakni, dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi ataupun sebaliknya dan juga pada medan yang curam atau vertical. Baik kering maupun basah,” tegasnya.

Untuk mengasah kemampuan ini, personil dilatih melakukan penyelamatan pada ketinggian 6 meter, sebelum pada akhirnya mereka nanti akan diuji untuk mendapatkan lisensi. Peserta juga diajari untuk menggunakan alat-alat pada ketinggian. Seperti tali karmantel, descender, ascendare, mobile fall arester, dan lainnya.

“Yang dimaksud benar ini adalah sesuai prosedur. Alatnya yang digunakan, serta personelnya. Karena ketika menyelamatkan korban yang berada pada ketinggian tidak hanya satu dua orang saja. Ada yang standby di bawah juga,” paparnya.

Melihat wilayah Mojokerto yang cukup berpotensi terjadi bencana, tentunya perlu memiliki tenaga yang tangguh dan ahli dalam pertolongan pertama saat terjadi bencana banjir misalnya. Personil dituntut bisa mengoperasikan perahu karet dalam melakukan evakuasi. Termasuk di dalamnya teknik mengevakuasi sehingga tidak sampai merugikan korban ataupun petugasnya sendiri.

Harapannya ketika ada korban bencana jatuh dari tebing, personil mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk digunakan sewaktu-waktu.

“Adanya pelatihan petugas dan relawan sudah mengetahui apa yang harus diperbuat. Terutama untuk penyelamatan korban bencana dari ketinggian,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh