MOJOKERTO, FaktualNews.co – Cantik! Itulah kata yang dapat digambarkan dengan mekarnya bunga Tabebuya (Handroanthus chrysotrichus) di beberapa sudut kota Mojokerto. Bunga yang di mirip dengan bunga sakura ini mempercantik keindahan kota itu.
Salah satunya berada di taman Alun-Alun Kota Mojokerto. Di sana terdapat beberapa bunga Tabebuya yang sedang bermekaran indah dengan warna ungu. Tak jarang, banyak pengunjung yang tak mau kehilangan momen dimana bunga yang ini saat bermekaran.
Seorang pengunjung alun-alun asal Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto, Arlinda bersama dua temannya tak mau kehilangan momen indah di saat bunga Tabebuya bermekaran pada bulan November ini di alun-alun kota Mojokerto.
“Ini indah bunganya, makanya saya dan temen teman ingin mengabadikan,” paparnya, Rabu (20/11/2019).
Karena, lanjut Arlinda momen bungga jenis Tabebuya ini sangat jarang ditemui. Dia mengaku cukup bangga menjadi warga Kota Mojokerto, karena dengan bunga ini bisa memperindah wajah kota Mojokerto.
“Harapannya, dinas terkait bisa menambah lebih banyak lagi bungga Tabebuya ini, kalau bisa di sepanjang jalan kota, biar lebih indah,” tandasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto Ainul Yasak ditemui FaktualNews.co mengatakan, bungga Tabebuya di tenam oleh DLH di beberapa sudut kota, tidak hanya di alun alun kota Mojokerto. Diantaranya di Alun-alun Kota Mojokerto, jalan A Yani, lingkungan Meri dan Jalan Pahlawan.
Menurutnya, penanaman bunga Tabebuya dilakukan DLH sejak setahun lebih, dan kini mulai bermekaran. Setidaknya terdapat kurang lebih 50 pohon yang sudah ditanam.
Kata Yasak, dalam waktu dekat DLH berancana menambah jumlah pohon Tabebuya di sudut sudut kota untuk mempercantik wajah perkotaan.
“Ini sudah kita karantina, tinggal menunggu hujan saja, kemudian akan kita tanam. Diantaranya, di Jalan Raden Wijaya, Surodinawan dan akan kita tambah lagi di Alun alun serta di taman taman kota,” tegasnya, Rabu (20/11/2019).
Untuk kegiatan perawatan, Yusak mengaku hanya melakukan penyiraman dan memberikan pupuk secara reguler. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah.