Gaya Hidup

Budi Daya Bunga Krisan, Pembibitan Hingga Pemanenan

SURABAYA, FaktualNews.co – Bunga krisan, juga disebut seruni, serunai atau krisantemum dalah sejenis tumbuhan berbunga yang sering ditanam sebagai tanaman hias pekarangan atau bunga petik.

Bunga seruni yang merupakan bagian dari tumbuhan suku kenikir-kenikiran atau Asteraceae yang mencakup bermacam-macam jenis Chrysanthemum tersebut juga biasa ditanam di hiasan pot dalam ruangan.

Terdapat lebih dari ribuan jenis varietas krisan yang dikenal dan tersebar di Dunia. Mas Ad di laman faunadanflora.com menyatakan bahwa di Indonesia tanaman krisan baru masuk pada sekitar abad ke-17.

Bunga yang indah itu menurut Mas Ad baru dikembangkan sekitar tahun 1940 di Cianjur, Lembang, Cisarua, Brastagi, dan Bandung.

“Saat ini krisan menjadi bunga potong populer bersanding dengan bunga mawar potong. Bunga krisan memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki bunga yang kaya warna dan tahan lama. Warna krisan yaitu merah tua, kuning, hijau, putih, campuran merah putih dan lainnya,” jelas Mas Ad dalam artikelnya tersebut.

Budidaya Bunga Krisan

Untuk membudidayakan bunga krisan ada banyak hal yang perlu dicermati dan diperhatikan. Berikut ini ulasan lengkap dan menarik yang disampaikan Mas Ad dalam artikelnya tersebut.

1. Syarat tumbuh bunga krisan

Krisan dapat tmbuh ideal pada daerah dengan ketinggian sekitar 700 hingga 1200 mdpl dengan suhu udara sekitar 17°C hingga 30°C.

Kelembaban udara sekitar 90%-95% untuk awal pembentukan akar bibit stek dan sekitar 70%-80% untuk tanaman muda hingga dewasa.

Tanah yang baik untuk mnanam tanaman krisan adalah tanah yang memiliki tekstur liat berpasir, gembur, subur serta memiliki drainase yang baik dengan pH atau derajat keasaman tanah sekitar 5,5 hingga 6,7.

2. Pembibitan tanaman krisan

Pilihlah bibit yang berasal dari tanamn induk yang sehat, memiliki daya tumbuh yang baik, bebas dari hamapenyakit serta komersil dipasar. Pembibitan dapat dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan menggunakan anakan, kultur jaringan atau juga stek pucuk.

Untuk bibit anakan pastilah menggambil anakan dari tanaman krisan tersebut.

Untuk bibit yang berasal dari stek pucuk anda harus memilih pucuk yang berasal dari tanaman yang sehat dan cukup umur.

Sebaiknya juga memperhatikan bahwa asal tanaman memiliki diameter pangkal sekitar 3 milimeter hingga 5 milimeter, memiliki panjang sekitar 5 sentimeter serta memiliki 3 helai daun dewasa dengan warna hijau terang.

Caranya, potong pucuk tersebut, bisa langsung disemaikan atau disimpan dahulu dalam ruangan dingin dengan suhu sekitar 4°C dan kelembaban sekitar 30% agar bibit stek tetap segar selam 3 hingga 4 minggu.

Penyimpanan tersebut dilakukan dengan cara membungkus bibit stek dengan beberapa lapis kertas tisu dan dimaukan dalam kantong plastik.

Untuk bibit yang berasal dari kultur jaringan anda harus menentukan dahulu eksplan atau mata tunas yang akan dilakukan kultur jaringan kemudian potong menggunakan silet atau yang lain.

Setelah dipotong, eksplan disterilkan dengan sublimat HgCl sekitar 0.04% selama sekitar 10 menit, kemudian dibilas menggunakan air bersih steril. Penanaman bibit yang berasal dari kultur jaringan dilakukan dalam media semai yang padat.

3. Penyemaian bibit dan pemeliharaan bibit semai

Penyemaian bibit di bak

Pertama siapkan dahulu bak yang memiliki ukuran lebar sekitar 80 cm, kedalaman sekitar 25 sentimeter dan sebaiknya menggunakan bak berkaki tinggi.

Bak dilubangi untuk drainase dan diisi media semai berupa pasir steril dalam bak hingga cukup penuh, barulah lakukan penyemaianbibit stek pucuk dengan jarak 3×3 cm dan ditanam dengan kedalaman 1 hingga 2 sentimeter.

Perlu diperhatikan, sebelum ditanam beri bibit dengan ZPT. Setelah penyemaian selesai selanjutnya pasang sungkup plastik transparan di seluruh permukaan tempat semai.

Penyemaian kultur jaringan

Bibit mini yang ada dalam botol dipindahkan ke persemaian yang berisi media tanam berpasir steril yang bersungkup plastik tembus cahaya.

Setelah penyemaian dilakukan maka lakukan pemeliharaan, untuk bibit stek pucuk dilakukan penyiraman dengan sprayer sebanyak 2-3x sehari, Lakukan pemasangan bola lampu untuk pertumbuhan vegetatif, lakukan pula penyemprotan pestisida apabila tanaman bibit diserang hama penyakit.

Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari sebelum pemindahan ke lahan tanam sesungguhnya.

Pemeliharaan pada bibit kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik, setelah bibit berukuran cukup besar barulah dapat diadaptasikan secara bertahap ke lahan tanam sesungguhnya.

Pemindahan bibit yang berasal dari stek pucuk siap dipindah ke lahan tanam setelah berumur 10-14 hari setelah semai dan untuk bibit dari kultur jaringan dapat dipindahkan apabila telah memiliki daun sekitar 5-7 helai dan memiliki tinggi 7,5 hingga 10 sentimeter.

4. Pengolahan lahan tanam

Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam dengan mengcangkuli nya sedalam 30 sentimeter hingga tanah gembur, lalu diamkan sekitar 15 hari.

Setelah itu lakukan pengemburan kembali dan lakukan pembersihan gulma pada lahan tanam, jika sudah buatlah bedengan dengan lebar 100-120 sentimeter, tinggi 20 – 30 sentimeter, panjang disesuaikan dengan lahan tanam, serta beri jarak antar bedengan 30cm-40 cm.

Lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan campuran antar pupuk ZA 75 gram, TSP 75 gram, dan KCl 25 gram (3:3:1)/m2 luas tanam, diberikan secara merata pada tanah sambil diaduk.

Jika tanah memiliki pH > 5,5, perlu dilakukan pengapuran dengan menggunakan kapur pertanian seperti dolomit, kalsit, atau zeagro dengan dosis yang diberikan tergantung dengan pH tanah, pengapuran dilakukan dengan cara disebar pada permukaan bedengan.

Buatlah lubang tanam dengan cara ditugal dan buat jarak antar lubang sekitar 10×10 cm atau 20×20 sentimeter , setelah lubang tanam jadi beri furadan 3g sekitar 6-10 butir/lubang tanam.

5. Penanaman krisan

Ambillah bibit dari tempat penyemaian bibit, lubang tanam dilapisi dengan tanah tipis agar perakaan bibit tidak terkena langsung dengan furadan.

Setelah itu, tanamkan bibit krisan pada lubang tanam yang telah disiapkan sedalam 1cm-2 cm, timbun kemudian padatkan perlahan. Setelah penanaman lakukan penyiramam dan lakukan pemasangannaungan sementara dari sungkup plastik transparan.

Pemeliharaan Tanaman Krisan

1. Penjarangan dan penyulaman

Lakukan penyulaman pada 10-15 hari setelah bibit di tanam dengan mengganti bibit yang mati atau layu dengan bibit yang baru.

2. Penyiangan dan penggemburan

Lakukan penyiangan & penggemburan tanah pada 2 minggu setelah tanam.

3. Pengairan dan penyiraman

Pengairan yang paling baik dilakukan pada pagi atau sore hari, pengairan dilakukan kontinu sebanyak 1-2x sehari, tergantung cuaca atau media tumbuh. Pengairan dilakukan dengan cara mengabutkan air atau menggunakan sistem irigasi tetes hingga tanah basah.

Pemanenan nunga krisan

Pemanenan dapat dilakukan saat bunga telah brumur 3-4 bulan setelah tanam. Pemanenan dapat dilakukan saat bunga setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh.

Pemanenan tersebut sebaiknya dilakukan pada pagi hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan saat bunga krisan berturgor optimum.

Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dipotong tangkainya & dicabut seluruh tanaman. Untuk bunga potong biasanya tangkai bunga dipotong dengan gunting steril sepanjang 60-80 sentimeter dengan menyisakan tunggul batang setinggi 20-30 sentimeter dari permukaan tanah.