Kesehatan

Imbas Rencana Kenaikan Iuran, Setiap Hari 80 Peserta BPJS Kesehatan di Sidoarjo Turun Kelas

SIDOARJO, FaktualNews.co-Terkait kabar tentang rencana kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, banyak peserta BPJS Kesehatan di Kabupaten Sidoarjo yang memutuskan untuk turun kelas.

Ada sekitar 40 sampai 50 peserta BPJS, setiap hari yang datang ke kantor untuk mengajukan turun kelas. Sementara di mobil layanan keliling, ada sekitar 30 sampai 40 orang setiap hari mengajukan turun kelas.

“Kalau dirata-rata, setiap hari ada sekitar 80 orang mengajukan turun kelas. Itu terjadi sejak banyaknya berita dan kabar tentang rencana penyesuaian iuran,” kata Kepala BPJS Kesehatan Sidoarjo Sri Mugirahayu, Selasa (3/12/2019).

Banyaknya peserta yang turun kelas tersebut dari peserta mandiri. Karena di Kabupaten Sidoarjo mayoritas adalah Pekerja Penerima Upah (PPU), jumlah tersebut tidak terlalu banyak.

Di Sidoarjo ada 1.605.720 jiwa peserta BPJS Kesehatan Sidoarjo atau 83 persen dari jumlah penduduk, peserta kategori PPU badan usahanya mendominasi. Jumlahnya lebih dari 500.000 orang peserta.

“Ini juga PR bagi kami. Karena mulai tahun depan peserta kategori ini akan naik kelas 1 semua, lantaran UMK sudah Rp 4,2 juta,” terangnya.

Sri Mugirahayu juga menyampaikan bahwa setelah ada penyesuaian iuran, pihaknya telah menyelesaikan semua tanggungan ke rumah sakit. Tunggakan sekitar Rp 150 miliar yang merupakan angka terbesar selama ini, telah dilunasi pada November kemarin.

Sekarang, BPJS punya tanggungan sekitar Rp 100 Miliar dan angka yang lumrah itu juga bakal terselesaikan.

“Jika dihitung rata-rata, tanggungan kami di Sidoarjo sekitar Rp 60 Miliar sampai Rp 70 Miliar setiap bulan,” jelasnya.

Dengan adanya penyesuaian iuran sebagaimana Perpres nomor 75 tahun 2019, diyakini masalah tunggakan tidak akan terjadi lagi. Efek positifnya, BPJS akan mendesak semua rumah sakit yang bermitra untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.

Di Sidoarjo ada 17 rumah sakit, 104 klinik pratama, 31 dokter praktik, 12 dokter gigi, 26 puskesmas, 17 apotik rujuk balik, dan 9 optik yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.