Peristiwa

Tak Punya Modal, Pembangunan Wisata Edukasi di Kota Probolinggo Terseok-seok

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Pembangunan tempat wisata edukasi yang digagas Kelompok Bumi Pesona Randu (BPR), Kelurahan Jrebang Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, terseok-seok.

Dimungkinkan butuh waktu agak lama untuk menyelesaikannya. Alasannya klasik, yakni soal dana.

Ketua BPR, Ide Nasution berterus terang, ada sedikit sentuhan dari Dinas Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bantuannya bukan dalam bentuk dana, tetapi tenaga untuk membersihkan dan meratakan sebagian lahan yang hendak dipakai wisata edukasi tersebut.

Sedang dari Pemkot tidak ada sama sekali. Dan rencana kelurahan setempat ingin membantu, menurut lelaki yang biasa dipanggil Sonia atau Inos tersebut hanya wacana hingga sekarang.

Kelompok masyarakat BPR yang menjadi promotor pendirian dan pembangunan destinasi edukasi buatan tersebut hanya mendapat bantuan dari pihak swasta. Yakni dari perusahaan penyulingan olie menjadi solar PT Berdikari Jaya Bersama (BJB) Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih.

Besaran angka bantuannya Rp 5 juta dan sudah diterima. Bantuan dari Direktur BJB Yuwi tersebut pengguannya dipecah menjadi dua. Sebagian untuk membiayai pembangunan wisata, sebagian lagi untuk dana Festival Gotong-Royong.

Acara bertemakan selamatan kelurahan tersebut berlangsung 2 hari yakni tanggal 21 dan 22 Desember mendatang. Isi acaranya, Senam Massal, Bazar UKM, lomba mewarnai dan menggambar serta kompetisi RW cantik.

“Kalau ditanya kurang, ya kurang banyak. Kita hanya dapat bantuan dari pabrik olie Rp 5 juta. Dari pemkot belum,” aku Inos, Selasa (10/12/2019) siang di lokasi wisata.

Saat ini, pekerjaan yang sudah diselesaikan dan masih berlangsung diantaranya, membersihkan sungai, membuat jembatan dari kayu dan pembuatan tempat istirahat atau nongkrong berbahan bamboo (Gazebo). Pekerjaan tersebut berjalan berkat kerja bhakti dan sumbangan dana seikhlasnya.

“Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ya pelan-pelan, sambil menunggu bantuan,” harapnya.

Inos kemudian menyebut rencana pekerjaan yang akan dikerjakan pasca acara festival. Di antaranya, penambahan Gazebo, penanaman pohon untuk peneduh dan keindahan lokasi wisata. Selain itu, pembersihan rumput liar yang akan diganti dengan tanaman rumput yang lebih bagus.

“Kami juga akan membangun tempat untuk belajar. Ya, belajar di alam terbuka. Tidak hanya anak-anak, orang tua nantinya kami ajak untuk belajar di sini,” tambahnya.

Inos berharap dukungan masyarakat terutama masyarakat sekitar dan warga atau pemuda yang peduli dengan pendidikan dan pelaku wisata. Tak lupa dukungan dari pemerintah kelurahan, kecamatan hingga Pemkot.

“Karena kalau sudah jadi, ini bukan milik kami, tapi milik masyarakat. Kami hanya pengelolanya,” pungkasnya.

Sekedar diketahui, wisata edukasi yang digagas Inos den pemuda setempat, menggunakan lahan terbengkalai dan tak terurus milik Pengairan PUPR. Lokasinya, di sisi barat jalan Sunan Ampel, tepatnya di barat makam Randu, RT 3 RW 4, kelurahan setempat. Lahannya luas dan memanjang, di kanan-kirinya dikelilingi 2 sungai yang cukup lebar.