Dapat Bantuan, Penyandang Cacat di Kota Probolinggo Juga Rasakan Naik Moge
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Disable Motorcycle Indonesia (DMI) Kota Probolinggo, berdiri 2 tahun lalu atau 2017. Komunitas penderita cacat yang digawangi Yayak Sudarmadi (45) sudah mendapat perhatian dari berbagai kalangan, lantaran aktif di berbagai kegiatan usaha ekonomi.
Acara Bakti Sosial Mangga Manis (Aman Terjaga Mantap dan Humanis) yang digelar Polres Probolinggo Kota, Minggu (15/12/2019) pagi, sulit dilupakan oleh anggota DMI. Betapa tidak, dari 20-an anggotanya, seluruhnya mendapat bantuan barang dari Moge Owner Surabaya (MOS) komunitas motor gede (Moge).
Salah satunya, bantuan sepeda motor matik baru yang telah dimodifikasi untuk kaum disable. Penerimanya adalah Fiddunya (30) seorang perempuan yang sejak lahir lumpuh kakinya. Meski yang diterima duplikat kontak yang terbuat dari stereoform, namun acara serah terima pagi setengah siang tersebut, amat mengharukan.
Usai menerima duplikat kontak, perempuan yang tinggal di jalan Merpati, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan itu, merebahkan diri di lantai lapangan volley Polresta. Fiddunnya, melakukan sujud sukur sebagai rasa ucapan terima kasih kepada Tuhan. Kejadian yang tak disangka tersebut mengkagetkan seluruh undangan.
Lebih-lebih, perwakilan MOS yang menyerahkan hadiah yang didampingi Kapolresta AKBP Ambariyadi Wijaya, beserta jajarannya dan panitia bakti sosial. Setelah membiarkan Fiddunya melakukan sujud sukur sejenak, mereka kemudian beramai-ramai mengangkat tubuh perempuan yang memiliki usaha jahit dan laundry tersebut.
Kepada perempuan yang menanggung hidup orang tua dan seorang anaknya tersebut, Kapolresta berpesan, Fiddunya segera mengambil sepeda motornya yang masih ada di bengkel. AKBP Ambariyadi Wijaya berharap, sepeda motor modifikasi itu digunakan sesuai kebutuhan.
“Kendaraannya lengkap dengan BPKB-nya. Kami juga memberi bantuan SIM D untuk
Fiddunya,” sambut Kapolresta.
Tak hanya Fiddunya, seluruh anggota DMI mendapat bantuan serupa yakni, SIM D yang khusus pengendara kendaraan roda tiga, bukan khusus disable.
Tak hanya itu, MOS yang Kapolresta ikut di dalamnya juga memberi bantuan barang. Seperti, seperangkat computer, mesin jahit, mesin cuci, almari, kompor gas dan lain-lain. Dipastikan, bantuan tersebut digunakan oleh penerimanya, lantaran bentuan berupa barang disesuaikan dengan keahlian atau pekerjaan dari anggota DMI.
Bantuan seperangkat computer misalnya, diberikan ke Beny, penyandang cacat kaki lumpuh yang paham betul tentang computer. Juara kedua karaoke diaplikasi Smule ini mengaku, belajar computer secara otodidak.
“Mudah-mudahan bantuan dari MOS yang kami terima, bermanfaat bagi kami. Bantuan ini tepat sasaran. Karena barang yang diterima anggota kami, sesuai keahlian dan kapasitasnya,” ujar Yayak, ketua DMI.
Pria yang memiliki usaha salon kecantikan ini mengatakan, hampir seluruh anggotanya memiliki usaha, sesuai keahliannya. Mantan pembalap road race yang lama tinggal di Jakarta ini menekankan setiap kali pertemuan kepada seluruh anggotanya untuk hidup mandiri.
“Jangan ketergantungan dan berharap welas asih orang lain. Itu yang kita tanamkan pada diri saya dan anggota,” ucapnya.
Saat ditanya soal komunitas Disable Motorcycle Indonesia (DMI) yang diikuti. Pria yang tinggal di Jalan Cokroaminoto, Kelurahan Kebonsari kulon, Kecamatan Kanigaran ini mengatakan, bukanlah organisasi atau komunitas pecinta motor, yang aktivitasnya tour atau keliling antar
kota.
“Kami penyandang cacat yang menggunakan motor dalam setiap kegiatan. Kegiatan kami ekonomi kreatif. Kalau menghadiri pelatihan atau kumpul-kumpul ke luar kota, kami selalu bersepeda motor,” pungkasnya.