Gaya Hidup

Rendah, Minat Baca Warga Kota Probolinggo Hanya 0,22 Persen

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Minat baca masyarakat Kota Probolinggo terhadap buku, rendah. Berdasarkan survey yang dilakukan Bappeda litbang 2017 lalu, indeknya 0,22 persen dari jumlah penduduk. Artinya, jika diasumsikan penduduk Kota sebanyak 250 ribu, warga yang gemar membaca hanya 113 orang.

Pemkot dalam hal ini Kantor Perpustakaan dan Arsip, harus bekerja ekstra keras untuk menaikkan prosentase minat baca. Jika tidak, dimungkinkan kantor perpustakaan baru yang diresmikan Wali kota, pada Selasa (17/12/2019) di jalan Agus Salim atau utara Lapas Kelas II Probolinggo, sepi pengunjung.

Indeks minat baca tersebut disampaikan Hanifah, Kabid Pembinaan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip. Disebutkan, hasil survey yang dilakukan Bappeda Litbang 2017 lalu, angka minat baca, 22 persen.

“Hasilnya seperti itu. Bukan kami yang menyurvei, tapi Bappeda,” sebut Hanifah di kantornya, Taman bacaan (Manca).

Untuk menaikkan indeks tersebut, pihaknya telah melakukan pembinaan, pendekatan terhadap organisasi atau lembaga. Diantaranya, kelompok-kelompok belajar, Komunlis (kelompok membaca dan menulis) dan kampung dongeng serta kelompok musik.

“Kami juga bekerjasama dengan PWI menggelar lomba kepenulisan,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga menyasar sekolah-sekolah, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan kelurahan yang memiliki perpustakaan. Rencananya, pihak perpustakan juga akan menggandung dan membina komunitas di luar itu. Seperti kelompok pecinta motor dan lain. “Itu rencana ke depan,” ujarnya.

Hanifah optimis, dengan upaya yang dilakukan awal tahun 2019 tersebut, indeks minat baca akan naik atau bertambah, Karenan ia yakin, kantor baru perpustakaan di timur Alun-alun akan ramai pengunjung.

“Ya, kami optimis. Kami akan terus melakukan pembinaan. Agar minat baca, terus naik,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kabid Perpustakaan Retno Widisari juga mengaku optimis. Karena tempatnya lebih reperesentatif dibanding perpustakaan yang ditempati saat ini. Disebutkan, perpustakaan menempati kantor Manca (Taman Membaca) sudah 1,5 tahun. Yakni, sejak perpustakaan akan direhabilitasi dan diperluas.

Selama berkantor di Manca, jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran, pengunjungan perpustakaan terjun bebas. Diperkirakan, turunnya lebih dari 50 persen. Penyebabnya, lokasi tidak strategis dan ruangannya tidak representatif bagi pengunjung.

“Sampean lihat sendiri. Ya seperti ini kondisinya. Ruangannya sempit dan ngumpul dengan ruangan pegawai,” ujarnya.

Lantaran sempit, dari 52.368 bukuatau judul yang dimiliki perputakaan, tidak lebih dari setengahnya yang dipajang untuk dibaca dan dipinjam anggota Perpustakaan. Sisanya, ditumpuk di dalam gudang dan tidak ada yang menyentuh selama kantor perpustakaan pindah.

“Kunjungannya, jauh kalau dibanding saat berkantor di timur Alun-alun. Di sini sepi banget,” kata Retno Widisari, tanpa menyebut prosentase penurunannya.

Ia berharap di kantor yang baru nantinya, Pemkot menambah jumlah buku. Mengingat kantor baru cukup luas. Selain itu, sebagai daya tarik agar warga dan anggota perpustakaan sebanyak 21 ribu lebih yang sudah terdata, bisa kembali ke perpustakaan.

“Kalau tetap itu saja, warga dan anggota, malas ke perpustakaan,” pungkasnya.