PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Meski sempat terseok-seok, namun akhirnya Wisata Edukasi Randu, di Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, diresmikan. Lokasi yang sebelumnya menjadi jujukan pembuangan sampah, kini sudah siap ditempati wisata edukasi.
Meski belum rampung 100 persen, namun wisata edukasi yang digagas Kelompok Bumi Pesona Randu (BPR), Kelurahan setempat ini, akan ditempati. Seperti untuk belajar tentang alam, tanaman atau tumbuhan serta tempat rileks atau santai. Pihak pengelola sudah menanam beberapa jenis tumbuhan batang keras dan hortikultura.
Ketua BPR, Ide Farid Nasution berterus terang, lokasi wisata yang dirintisnya dilauncing sebelum selesai 100 persen. Tujuannya, menggugah masyarakat agar tergerak dan bersemangat merampungkan lokasi yang awalnya kumuh dan bau tersebut. Termasuk warga yang hendak menyumbangkan tenaga dan dananya.
“Ini kan untuk masyarakat. Ya, kami kembalikan ke masyarakat. Kami hanya pengelolanya,” ujar Ide Nasution, Minggu (22/12/2019) usai acara olahraga dan jalan sehat bersama warga.
Tema yang diusung, Gotong Royong adalah Pembantingan Tulang Bersama Pemerasan Keringat Bersama Perjuangan Bantu Membantu Bersama Amal Semua Buat Kepentingan Semua. “Membangkitkan lagi semangat gotong royong, peninggalan leluhur kita,” ujar tokoh pemuda Edi Farid Nasution.
Acara yang dikemas dengan festival gotong royong berlangsung 2 hari, 21 dan 22 Desember 2019. Diisi, lomba menggambar, jalan santai, hadrah, khomil Alwuran dan bazaar UKM.
Pria yang akrab dipanggil Soni itu mengatakan, memanfaatkan lahan milik PUPR yang tidur bertahun-tahun. “Sayang kan kalau tidak dimanfaatkan. Kalau dibiarkan, jadi jujukan
buang sampah,” tandasnya,
Selain terkesan kotor dan bau, lahan tersbut tidak nyaman dipandang dan mengganggu warga sekitar. Nantinya, wisata edukasi tersebut sebagai tempat ajang bersilaturahmi dan menimba ilmu serta saling bertukar informasi.
“Tempat belajar anak-anak dan berkumpunya masyarakat,” ujar pria yang akrab dipanggil Soni tersebut.
Dikatakan, terseok-seoknya pembangunannya akibat minimnya support dari Pemkot. Dan baru Dinas PU yang memberi bantuan tenaga. Harapannya, kedepannya yang membantu bertambah, sehingga cepat terselesaikan pembangunannya.
“Masyarakat sini tidak hanya bertambah pintar. Tetapi bisa berdampak ekonomi. Warga bisa berjualan di sini,” tambahnya.
Sedang bantuan dari pihak Swasta, hanya dari PT Berdikari Jaya Bersama (BJB) melalui Corporate Social Responbility (CSR). Kepala bagian produksi BJB Minkiet berkomitmen akan selalu membantu kebutuhan masyarakat.
“Selama untuk kepentingan masyarakat, ya kami bantu. Tidak hanya wisata edukas ini. Tapi kegiatan bentuk atau jenis lain, kami bantu,” ujarnya singkat.