Peristiwa

Kain Kasar dan Panas, Anggota Dewan Kota Probolinggo Keluhkan Seragam PSR

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – DPRD Kota Probolinggo mengeluhkan seragam Pakaian Sipil Resmi (PSR). Dua stel seragam yang diterima Desember ini, kasar. Tak hanya itu, meski nyaman dikenakan, namun seragam yang berwarna krem dan hitam tersebut, panas.

Kondisi seperti itu diungkap salah satu anggota dewan saat hendak mengikuti rapat internal, Kamis (26/12/2019) siang. Dikatakan, seragam PSR hitam berlengan panjang yang dikenakan, terasa panas. Selain itu, kasar ketika kainnya bersentuhan dengan kulit. Meski kasar dan panas,
namun nyaman saat dikenakan.

Jika dibanding 2 seragam yang dipakai saat pelantikan Agustus bulan lalu, menurutnya, jauh lebih enak. Pakaian Sipil Harian (PSH) dan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), tidak ada masalah.

“Ya jauh, enakan seragam yang kami terima sebelumnya. Kalau yang saya pakai ini, kainnya kasar dan panas,” ungkapnya.

Meski begitu, anggota DPRD yang pertama kali terpilih itu, tetap akan mengenakan seragam tersebut saat ngantor. Sebab menurutnya, tidaklah mungkin seragam yang diterima dikembalikan atau diganti.

“Meski tidak enak, ya tetap kami pakai. Masak mau dikembalikan. Nggak mungkinlah diganti baru,” jelas pria yang mengenakan PSR warna hitam tersebut.

Hal senada juga diungkap, salah satu anggota DPRD yang mengenakan PSR warna krem. Lelaki yang bertemu di ruang transit dengan sejumlah wartawan itu, membenarkan kalau PSR yang dikenakan lebih nyaman seragam yang diterima sebelumnya.

“Ya, lebih enak yang dulu. Kalau yang saya pakai ini panas dan kasar,” katanya.

Sementara anggota wakil rakyat yang lain menyayangkan kondisi PSR tersebut. Mestinya, sebelum dijahit seragam tersebut ditunjukkan ke pimpinan DPRD. Jika menurut pimpinan seragam yang dimaksud kwalitasnya lebih jelek dari seragam sebelumnya, maka akan ditolak.

“Kami tidak tahu, apakah sudah ditunjukkan ke pimpinan sebelum dijahit atau tidak. Saya rasa kalau ditunjukkan akan ditolak oleh pimpinan,” jelasnya.

Anggota dewan yang enggan namanya ditulis tersebut mengaku, tidak tahu juga soal kwalitas kainnya. Sebab, rekanan yang mengadakan PSR tidak melakukan pengukuran. Sehingga dirinya tidak tahu kwalitasnya.

“Tahu dari mana, lha wong saya tidak diukur. Harusnya kan ditunjukkan barangnya saat saya diukur,” tandasnya.

Saat ditanya dari mana kontraktor atau rekanan mendapat ukuran baju setiap wakil rakyat. Dimungkinkan dari penjahit yang mengerjakan atau menjahit seragam PSH dan PSL sebelumnya.

“Mungkin yang jahit seragam yang disoal ini, penjahit yang mengerjakan seragam sebelumnya. Kan ukurannya sudah ada di penjahit itu. Kami yakin, yang dapat pengadaan seragam ini, bukan rekanan sebelumnya,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Sekretaris Dewan Warsito belum bisa dihubungi. Menurut salah satu anggota DPRD, Warsito tengah sakit dan dirawat di rumah sakit.