PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Alun-alun Kota Probolinggo, beralih fungsi menjadi tempat pacaran kaum milenial. Tak hanya itu, alun-alun yang sudah direvitalisasi dengan anggaran Rp 4,5 miliar tersebut, tidak malah menjadi lebih baik.
Selain ditumbuhi tanaman semak belukar liar dan rerumputan, juga ada genangan air. Sejumlah benda seperti pot bunga, rumah merpati (pagupon) tidak dikembalikan ke tempat semula alias kocar-kacir. Tak hanya itu, tanaman lama yang rindang belum dipotong, sehingga mengganggu pejalan kaki.
Abdul, salah satu pedagang setempat menyebut, kalau alun-alun kini beralih fungsi menjadi tempat pacaran, terutama malam hari. Tidak sedikit pasangan remaja dan muda-mudi memanfaatkan gelapnya alun-alun untuk memadu kasih mereka yang lagi kasmaran. Bahkan, terkadang di siang dan sore hari, ada juga remaja berpacaran di sana.
Mereka masuk ke alun-alun dengan kendaraan roda duanya. Mengingat, pintu sisi timur terbuka. Akses masuk ke dalam alun-alun sangat mudah, karena ada sarana jalan menanjak atau landai.
“Pintu timur terbuka. Ada jalan naiknya, sehingga motor bisa masuk. Kalau malam gelap. Lampu di dalam alun-alun nggak ada yang nyala. Hanya di pojok utara tiumur yang nyala,” ujarnya.
Hal senada juga diungkap Rudi, pedagang di sisi timur alun-alun. Ia kerap melihat pasangan muda-mudi masuk alun-alun. Hanya saja, warga kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan ini mengaku, tidak tahu apa yang dilakukan mereka.
“Nggak tahu apa yang diperbuat mereka. Kan kalau malam gelap. Mungkin pacaran,” ujarnya.
Sementara itu, Syamin juru parkir seputar alun-alun mengaku, tidak tahu kalau malam hari di dalam alun-alun banyak orang berpacaran. Sebab, dirinya menjaga parkir kendaraan roda dua dan empat, kebagian di siang sampai sore hari.
“Nggak tahu saya. Soalnya saya bagian parkir siang sampai sore. Kalau malam jukirnya lain,” ujarnya.
Ditanya soal pendapatan parkir, Syamin mengatakan, jauh sekali dibanding dengan alun-alun sebelum direvitalisasi. Bahkan, setelah selesai dibangun, kondisinya serupa dengan saat pembangunan proyek berlangsung. “Pokoknya jauh dah. Saya tidak tahu prosentasenya. Pokoknya, pendapatan kami menurun,” tambahnya.
Terpisah, Kasi Operasi dan ketentraman dan Ketertiban (Trantib) pada Dinas Satpol PP, Hendra Kusuma mengatakan, akan memantau dan mengawasi alun-alun. Saat dikonfirmasi Rabu sore, dikatakan kalau petugas berpakaian preman sudah standby di alun-alun. “Ya, kami pantau. Anggota kami sudah berangkat barusan,” katanya.
Saat ditanya, apakah petugas Satpol PP belum atau tidak mengatahui, jika alun-alun sejak pagar proyeknya dibuka 1 Januari lalu, digunakan berpacaran. Pria yang akrab dipanggil Hendra itu mengaku, sudah mengetahui. Bahkan, saat malam tahun baru, pihaknya melakukan operasi gabungan di alun-alun.
“Kami sudah tahu. Malam tahun baru, kami operasi dengn polresta dan kodim. Tidak menemukan orang pacaran,” katanya.
Semantara itu, kasi Kabid Pertamanan pada Dinas Lingkungan Hidup, Nely, belum menanggapi soal kondisi alun-alun pasca revitalisasi. Pesan singkat yang dikirim ke nomor WhatsApp-nya belum dijawab dan masih centang hitam. Saat dihubungi, ponselnya aktif, namun tidak diangkat.
Sejumlah wartawan yang Rabu Sore liputan di alun-alun serta para penjual melihat dua pasang remaja berlainan jenis tengah duduk satu kursi di bandulan alun-alun sisi timur. Tidak diketahui, apakah mereka pacarnya atau sekedar teman. Yang jelas, keduanya tengah melihat ponsel dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Keduanya duduk berdampingan layaknya orang sedang pacaran.