PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Tak hanya baterai PJU solar cell yang raib, lampu penerangan gudang KPU Kota Probolinggo, juga sering hilang. Meski begitu, gudang yang berada di belakang kantor Dinas Penanaman Modal, Perizinan Pelayanan Satu Pintu (DPMPPSP), tak pernah dibobol maling.
Hal tersebut diungkap Akhmad Hudri, Ketua KPU setempat, Senin (20/1/2020) siang via selulernya. Begitu diketahui penerangan lampu teras dan luar gudang hilang, ia langsung membeli dan memasang bola lampu yang dibelinya. Meski begitu, pelaku tidak pernah merusak gembok pintu.
Padahal selama 24 jam, gudang logistik pemilu tersebut tidak ditempati. Hanya sesekali pegawai KPU mengontrol, baik siang maupun malam. Pencuri tidak berniat membobol pintu, karena mereka tahu kalau di dalam tidak ada barang harga yang pantas dibawa kabur. “Mungkin pelaku tahu isi gudang KPU tak bisa dijual,” ujarnya.
Disebutkan, gudang yang terdiri dari 2 ruangan tersebut berisi logistik pemilu. Di antaranya, Surat suara pilkada dan pemilu, Alat coblos dan bantalan, Kertas, Barang rusak atau tidak bisa dipakai dan barang lainnya.
“Tetap kami kontrol sewaktu-waktu. Khawatir ada tangan-tangan jahil. Selama ini belum ada. Hanya lampu penerangan yang sering hilang,” tambahnya.
Sementara itu di lokasi yang sama, pagar kantor Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Probolinggo, roboh. Selain itu, kantor yang berlokasi di barat gudang KPU tersebut tampak kumuh seperti jarang ditempati dan dibersihkan. Di halaman depan berpaving, ditumbuhi semak belukar atau tanaman liar. Pintunya pun tertutup dan di sebelahnya terpampang tulisan dari banner.
Isinya tentang informasi jam kerja Dekopinda, Senin dan Jumat buka pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Selanjutanya, tamu atau yang berkepentingan bisa datang ke kantor Dinas Koperasi Usha Mikro Perdagangan dan Perindustrian, Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro atau menemui Abdul Hamid yang nomor selulernya terpamang di papan informasi tersebut.
Saat dikonfirmasi, ketua Dekopinda Agus Lithanta menyebut, pagar ambrol lantaran kejatuhan pohon di halaman depan yang tumbang akibat hujan deras yang disertai angin beberapa hari lalu. Pihaknya belum bisa memperbaiki, lantaran menunggu tukang. “Tukangnya belum bisa. Mungkin minggu depan sudah diperbaiki,” ujarnya.
Soal tudingan kantor tidak pernah ditempati atau difungsikan, dibantah. Menurut Agus, kantor yang tampak cat temboknya kelihatan baru itu, sering ditempati. Untuk acara rapat dan koordinasi pengurus Dekopinda. Hanya saja, tambahnya, tidak ada yang ngantor setiap hari. “Nggak ada yang ngantor dan jaga. Soalnya dana untuk itu tidak ada,” tambahnya.
Dana hibah Rp 50 juta dari Pemkot, tidak diperkanankan untuk membayar penjaga atau orang yang ngantor setiap jam kerja. Uang hibah tersebut untuk membiayai kegiatan Dekopinda seperti, Kegiatan Pendidikan dan pelatihan koperasi yang menempati kantor tersebut.
“Ya, untuk kegiatan seperti itu. Kalau biaya penjaga dan yang ngantor setiap hari, tidak ada. Itu repotnya, sehingga kelihatannya kantor nggak ditempati,” pungkasnya.