PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Komisi II DPRD Kota Probolinggo, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) PDAM di Ronggojalu, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Rabu (5/3/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.
Hasilnya, pihak PDAM masih melakukan perbaikan pipa yang bocor. Sehingga masih ada warga yang aliran air PDAM-nya byar-pet. Sementara, sebagian yang lain lancar.
Pengakuan tersebut disampaikan kepala administrasi PDAM, Aris Siswanto, kabag administrasi dan keuangan PDAM di hadapan anggota komisi di lokasi perbaikan. Dijelaskan, petugas PDAM, kini tengah melakukan perbaikan pipa berdiameter 8 dim atau inchi yang bocor. Titik kebocorannya belum ditemukan. Sejumlah pekerja yang diterjunkan masih mencari titik kebocoran pipa di kedalaman 8 meter dari permukaan tanah.
Aris belum mengetahui pasti, apakah pipa yang bocor nantinya ditambal dengan cara dilas atau dengan cara lain. “Soalnya pipanya pipa cor. Kalau dilas sulit. Kalau yang ahli las, mungkin bisa,” tandasnya.
Mantan kabag teknis tersebut berterus terang, tidak mendatangkan eksavator untuk menggali lubang dan masih menggunakan cara manual tenaga manusia. Alasannya, khawatir tanah sekeliling atau sekitar pipa ambrol, karena labil dan belum padat.
“Kalau alat berat yang didatangkan, kami khawatir, tanah ambrol. Tidak kuat menahan eksavator,” katanya.
Akibat perbaikan pipa yang dibangun semasa penjajahan Belanda yakni, tahun 1928 itu, beberapa wilayah, aliran air tidak normal atau tidak maksimal alias terganggu. Hanya saja Aris tidak memastikan, wilayah mana saja air PDAM yang byar-pet.
“Kan dari sini air didorong ke penampungan di wonoasih dan Randupangger. Petugas disana yang mengatur,” sebutnya.
Ia juga tidak bisa memastikan, kapan perbaikan pipa tahap kedua itu selesai. Yang jelas, pihak PDAM menurutnya, akan berusaha semaksimal dan secepat mungkin. Agas pelanggan bisa menikmati air PDAM lancar.
“Tidak dapat dipresiksi kapan pekerjaan selesai. Kami berusaha sesegera mungkin. Banyak kendala, diantaranya hujan dan sulitnya pekerjaan,” jelasnya.
Sebenarnya, lanjut Aries, kebocoran pipa pertama sudah bisa diatasi dan aliran PDAM sudah normal. Namun, akibat pipa berdiameter 18 inchi atau dim yang posisinya diatas pipa berdiameter 8 inchi turun, maka pipa di bawahnya juga ikut turun. Sehingga bocor.
“Pekerjaan pipa 18 Dim yang bocor akibat runtuh, sudah selesai diperbaiki. Lalu, pipa 8 inchi dibawahnya, ikut bocor. Ya karena pipa yang atas turun, pipa yang bawah juga turun sehingga bocor,” tandasnya.
Ketua Komisi II, Sibro Malisi berharap, agar pekerjaan pipa kedua secepatnya diselesaikan. Agar para pelanggan tidak mengeluh. Ia memaklumi pipa bocor, mengingat usianya sudah tua. Disebutkan, pipa bagian atas berdiameter 18 dim dibangun tahun 1978 sedang pipa di bawahnya yang berdiameter 8 Dim, dibangun Belanda tahun 1928. “Pipa sudah rapuh. Makanya perlu diganti,” ujarnya.
Politisi partai NasDem ini akan mensupport atau mendorong pemerintah untuk menaikkan biaya perbaikan. Biaya tersebut akan digunakan untuk perbaikan pipa yang dianggap sudah harus diganti.
“Kalau untuk perbaikan menyeluruh, dana yang dibutuhkan di atas Rp 50 miliar. Untuk biaya perbaikan di titik-titik tertentu, sekitar Rp 2 miliar. Kami nanti dorong di Banggar,” tandasnya.