Ekonomi

Air PDAM Mampet, Juga ‘Ganggu’ Dunia Usaha di Kota Probolinggo

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Krisis air bersih yang terjadi di Kota Probolinggo, rupanya tidak hanya berdampak pada rumah tangga. Tetapi, berakibat pula pada dunia usaha. Sebut saja Cafe Uyah Gulo, empat hari tutup lantaran tak ada persediaan air bersih.

Namun begitu, pada Rabu (12/2/2020) kafe yang berlokasi di Jalan Teuku Umar, kota setempat tersebut, telah buka. Dedi Kurniawan (35) pemiliknya, membawa air bersih dari rumah tinggalnya yakni di Desa Pesawahan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo

Pengakuan itu disampaikan Dedi bersama istrinya, Ia membenarkan, kalau kafe yang bulan lalu dibuka itu, 4 hari tutup. Yakni, Sabtu hingga Selasa. Alasannya, krisis air akibat PDAM mampet. Bahkan,hingga kini air PDAM di rumahnya belum mengalir. “Sekarang PDAM-nya belum
mengalir. Tapi kafe buka,” tandasnya.

Dedi mengaku, membawa sendiri air dari rumahnya yang jauhnya sekitar 30-an kilometer. Ia menyebut membawa air bersih dimuat mobilnya sebanyak 5 jerigen berisi setiap jerigennya, 30 liter.

“Kalau menunggu air PDAM mengalir, kami tambah rugi. Akhirnya, bawa dari rumah,” ujarnya sambil melirik istrinya.

Hanya saja, pria yang sudah memiliki tiga momongan ini, enggan menjelaskan kerugiannya. Yang jelas, selama libur 4 hari, ia ada di rumah dan tak menghasilkan apa-apa. Sedang bangunan yang ditempati jualan makanan dan minuman, sewa. “Kan eman kalau nggak jualan. Tempat ini kami sewa,” tambahnya.

Saat ditanya, mengapa tidak meminta kiriman air dari PDAM ? Edi berterus terang hal tersebut tidak dilakukan. Mengingat, dirinya belum tahu kondisi dan situasi soal mampetnya aliran air PDAM. Sebab, dirinya warga Kabupaten Probolinggo di ujung tenggara.

“Saya tidak tahu mau menghubungi dan minta ke siapa,” jelasnya.

Lantaran tidak akses ke Pemkot dan PDAM serta BPBD, pihaknya akan tetap membawa air dari rumahnya, jika persediaannya hampir habis. Pekerjaan berat itu dilakukan, agar kafenya tidak tutup lagi.

“Kalau nantinya ada akses,ya kami hubungi. Kalau tidak ada, tetap bawa sendiri air dari rumah,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Sugito Prastyo berharap pemilik kafe menghubtngi call centre 112. Sebab, informasi yang masuk ke nomor kedaruratan 112 oleh petugasnya akan disampaikan ke OPD terkait.

“Coba hubungi 112. Nanti informasi yang diterima akan disampaikan ke OPD terkait. Misalnya, Satpol PP atau Damkar, PDAM,” pintanya.

Sugito menjelaskan, kendaraan BPBD dari pemerintah tetangga, saat ini sudah off alias meninggalkan kota Probolinggo. Sesuai kesepakatan, kendaraan BPBD dari Kabupatan Probolinggo, Kota dan Kabupaten Pasuruan, hanya 2 hari membantu. Sehingga dirinya tidak bisa berbuat banyak soal droping air bersih

“Tapi sebentar lagi saya beri tahu rekan-rekan yang ada di lapangan,” pungkasnya.