Bajak Muatan Besi Cor 50 Ton, Dua Sopir Didor Kakinya
SURABAYA, FaktualNews.co-Dua sopir perusahaan ekspedisi, masing-masing SS dan BN, membajak muatan besi cor seberat 50 ton yang dikirim oleh PT Huaxing Industri Bogor dengan tujuan Krian, Sidoarjo.
Keduanya ditangkap Tim Jogoboyo Resmob Polda Jatim, dan terpaksa ditembak kakinya karena melakukan perlawanan.
Kompol Oki Hahardian, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim mengungkapkan, kedua pelaku yang ditangkap merupakan bagian dari sindikat spesialis bajak muatan yang selalu mengincar kendaraan ekspedisi antarprovinsi. Modusnya, menyaru sebagai sopir truk.
“Jadi ini adalah sindikat dari sopir truk, dia bekerjasama dengan teman-temannya untuk menggelapkan muatan,” ujar Oki, Jumat (14/2/2020).
Dijelaskan Oki, mulanya salah satu pelaku bertindak sebagai sopir ekspedisi yang membawa 50 ton besi cor tujuan Krian, Sidoarjo.
Kendaraan ini berangkat pada Selasa (4/2/2020), dari Bogor, Jawa Barat. Dan diperkirakan akan sampai ke tujuan pada hari Sabtu (8/2/2020).
Namun rupanya, kendaraan itu tidak kunjung tiba sesuai jadwal yang ada.
Belakangan, pelaku lain telah membawa kendaraan berikut muatannya itu ke wilayah Malang.
“Jadi sopir ini bergantian, sopir saat di tengah perjalanan digantikan sopir yang lain kemudian diarahkan ke Malang,” lanjutnya.
Karena merasa pesanan belum juga dikirim, pihak pemesan barang senilai Rp 760 juta itu melaporkannya ke polisi. Hingga dilakukan pengejaran terhadap sopir tersebut.
Tak butuh waktu lama, dua orang anggota sindikat spesialis bajak muatan diringkus petugas.
Pada saat proses pengembangan di lapangan, para pelaku ini berupaya melarikan diri dengan melawan petugas, sehingga anggota Resmob terpaksa menembak kakinya.
“Ketika mereka sudah diamankan, dan ketika kita melakukan pengembangan, di tengah perjalanan mereka melakukan perlawanan. Maka kami lumpuhkan dengan tembakan terukur ke kaki,” tandasnya.
Kepada polisi, kedua pelaku mengaku puluhan ton besi cor itu belum sempat mereka jual dan masih disimpan di sebuah tempat di Malang.
Bukan itu saja, mereka juga mengaku sering melakukan aksi serupa sejak tujuh bulan lalu dengan dibantu anggota sindikat yang lain.
“Kita sudah ketahui identitasnya (anggota sindikat lain). Kita akan lakukan pengejaran,” tutupnya.